Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Deretan sang Jawara Olimpiade Sektor Ganda Putra, Tim Merah Putih Tempatkan Tiga Wakil

Tahun 1992 menjadi tonggak sejarah ketika ajang bulu tangkis secara resmi masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Deretan sang Jawara Olimpiade Sektor Ganda Putra, Tim Merah Putih Tempatkan Tiga Wakil
SUPER BALL/Feri Setiawan
Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan dan Markis Kido mengembalikan kok ke arah ganda putra Singapura, Hendra Wijaya dan Hee Yong Kai Terry dalam Axiata Cup di Britama Sport Mall, Jakarta, Senin (1/12/2014). Ganda putra Indonesia menang dengan skor 21-19, 21-10. (Super Ball/Feri Setiawan) 

TRIBUNNEWS.COM - Tahun 1992 menjadi tonggak sejarah ketika ajang bulu tangkis secara resmi masuk dalam cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.

Masuknya cabang olahraga bulu tangkis dalam perhelatan Olimpiade tentu membawa angin segar tersendiri bagi Indonesia.

Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara kuat yang mampu menorehkan prestasi di dunia tepok bulu.

Nama-nama seperti Liem Swie King, Rudy Hartono, Ricky Subagyo, hingga Susi Susanti merupakan para pemain yang dikenal dunia lewat olahraga bulu tangkis.

Berbicara perihal Olimpiade, para pebulu tangkis Indonesia khususnya yang bermain pada nomor ganda putra telah beberapa kali menistabkan diri sebagai yang terbaik.

Baca: Deretan Pebulu Tangkis Muda Dunia yang Diprediksi Bersinar pada Masa Mendatang

Baca: Indra Wijaya Bongkar Alasannya Putuskan Keluar dari Tim Badminton Korea Selatan

Medali emas pun berhasil diraih oleh beberapa pebulu tangkis ganda putra dalam ajang Olimpiade.

Tercatat ada tiga wakil ganda putra Indonesia yang pernah meraih medali emas Olimpiade sejak dihelat 1992.

Berita Rekomendasi

Tiga nama tersebut merupakan para sosok legenda bulu tangkis tim merah putih.

Ketiga-tiganya yakni Ricky Subagya/Rexy Mainaky (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), dan Markis Kido/Hendra Setiawan (2008).

Dilansir Badminton News Flash, pasangan ganda putra pertama yang berhasil meraih medali emas Olimpiade adalah wakil Korea Selatan.

Berlangsung di Barcelona, pasangan asal Korea Selatan yakni Park Joo-bong/Kim Mon-soo mampu meraih medali emas sektor ganda putra dalam ajang Olimpiade 1992.

Pasangan Park Joo-bong/Kim Mon-soo merengkuh medali emas setelah mengalahkan wakil Indonesia, Eddy Hartono/Rudy Gunawan di final.

Keduanya berhasil menyegel kemenangan atas pasangan ganda putra terbaik Indonesia kala itu dengan skor 15-11, 15-7.

Kemenangan itupun akhirnya membuat nama pasangan Park Joo-bong/Kim Mon-soo sebagai peraih emas ganda putra Olimpiade 1992.

Empat tahun berselang, Indonesia yang akhirnya berhasil menduduki podium tertinggi dalam perhelatan Olimpiade Atalanta 1996.

Pasangan Ricky Subagja/Rexy Mainaky menjadi tokoh utama di balik keberhasilan Indonesai meraih medali emas di sektor ganda putra.

Keduanya mampu membuka keran gelar juara tim Indonesia saat mampu mengalahkan wakil Malaysia, Yap Kim Hock/Chean Soon Kit di partai puncak.

Dalam laga sengit tersebut, akhirnya pasangan Ricky Subagya/Rexy Mainaky mampu menyudahi perlawanan lawannya dengan skor akhir 5-15, 15-13, dan 15-12.

Baca: Mengulas Sosok Indra Wijaya, sang Pelatih Tunggal Putri Malaysia yang Berasal dari Indonesia

Baca: Mengulas Sosok Magnus Johannesen, Tunggal Putra Masa Depan Denmark yang Idolakan Momota

Empat tahun berselang, medali emas sektor ganda putra kembali berhasil diamankan wakil Indonesia.

Pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi dua pebulu tangkis ganda putra yang memenangkan medali emas di Olimpiade Sydney 2000.

Keduanya mampu mengalahkan wakil Korea Selatan, Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung di partai final.

Lewat permainan rubber game, pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya mengalahkan lawannya dengan skor akhir 15-10, 9-15, dan 15-7.

Kemenangan berharga tersebut akhirnya membuat pasangan Tony Gunawan/Candra Wijaya mencatatkan namanya sebagai salah satu peraih medali emas Olimpide.

Hanya saja, pada perhelatan Olimpiade berikutnya yang digelar di Athena, Yunani.

Baca: Lee Chong Wei Sebut Perjuangan Lin Dan Demi Gapai Olimpiade Kelima Amat Sulit

Kontingen ganda putra Indonesia gagal tampil maksimal sehingga medali emas yang dua kali beruntun didapatkan akhirnya direbut oleh wakil Korea Selatan.

Wakil Korea Selatan yang akhirnya mampu menisbatkan diri sebagai peraih medali emas Olimpiade 2004 adalah Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon.

Beruntung, Indonesia kembali berhasil meraih emas di sektor ganda putra dalam perhelatan Olimpiade 2008 di Beijing.

Baca: Hendra Setiawan Mengincar Posisi Pelatih Bulutangkis saat Pensiun

Baca: Pelatih Ganda Putra Indonesia Percaya Profesionalisme Pasangan Ahsan/Hendra

Indonesia mampu mendulang emas lewat pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade 2008.

Lebih mengharukannya, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan mampu meraih medali emas tersebut tepat satu hari sebelum perayaan HUT RI tahun 2008.

Kala itu, meraih medali emas setelah mengalahkan Cai Yun/Fu Haifeng, melalui pertarungan rubber game, 12-21, 21-11, 21-16.

Medali emas yang diidam-idamkan pun akhirnya kembali berhasil diraih oleh Indonesia melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.

Hanya saja, dua perhelatan turnamen Olimpiade berikutnya yakni 2012 dan 2016, Indonesia gagal mendulang emas.

Mengingat Cina menjadi negara yang cukup mendominasi sektor tersebut dalam dua perhelatan terakhir Olimpiade.

Sebagaimana ketika pasangan Cai Yun/Fu Haifeng meraih medali emas bulu tangkis sektor ganda putra di Olimpiade London 2012.

Dan, pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan yang mampu mendulang medali emas dalam perhelatan Olimpiade Rio 2016.

Daftar peraih medali emas sektor ganda putra ajang Olimpiade dalam sejarah:

1992: Park Joo-bong/Kim Mon-soo (Korea Selatan)

1996: Ricky Subagya/Rexy Mainaky (Indonesia)

2000: Tony Gunawan/Candra Wijaya (Indonesia)

2004: Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon (Korea Selatan)

2008: Markis Kido/Hendra Setiawan (Indonesia)

2012: Cai Yun/Fu Haifeng (China)

2016: Fu Haifeng/Zhang Nan (China)

(Tribunnews/Dwi Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas