Hal ini mengingat setiap atlet tentu ingin terus meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan, termasuk dirinya.

"Tentu saja kita tidak bisa menang setiap saat, ketika anda tidak bermain dengan baik, anda pasti akan dikalahkan oleh junior," ujar Soong Joo Ven yang telah dikeluarkan dari pelatnas sejak Januari lalu.

"Mereka tahu permainan kami dengan baik karena kami bermain setiap hari, bukan hanya Lee Zii Jia saja, bahkan diriku dan Cheam June Wei juga," lanjutnya.

Lebih lanjut, Soong Joo Ven memberikan contoh salah satu bentuk kemarahan yang bisa dilakukan adalah dengan membanting raket.

"Kita bisa sangat marah dengan diri kita sendiri dan bisa saja melemparkan raket kita ke lantai," jujurnya.

"Tapi kami berusaha untuk tidak melakukan itu terlalu sering karena mantan pelatih kami tidak suka dengan hal tersebut," lanjut Soong Joo Ven.

"Dia akan mengatakan raket adalah senjatamu, jadi bagaimana kamu malah membuangnya," tutupnya.

Baca: Ibarat Keluar dari Zonanya, Indra Wijaya Akui Antusias dengan Amanah Barunya

Baca: 5 Agenda BWF World Tour 2020 Batal, Sekjen BAM Layangkan Tanggapannya

Lee Zii Jia yang saat ini baru berusia 22 tahun telah menempati ranking 10 dunia.

Semifinal All England dan Malaysia Masters tersebut diyakini banyak pihak akan mampu menjelma sebagai sosok penerus Lee Chong Wei.

Ia berhasil menjalani debut sebagai pebulu tangkis profesional sejak usia 13 tahun.

Turnamen internasional perdana yang diikutinya adalah Belgium Internasional Challenge 2016.

Selama meniti karier di sektor tunggal putra, Lee Zii Jia telah bermain sebanyak 228 laga.

Dimana, Lee Zii Jia mampu menorehkan 157 kemenangan dan 71 laga lainnya berakhir dengan kekalahan.

(Tribunnews/Dwi Setiawan)