Gatot Dewa Broto: Dengan Adanya Laboratorium Maka Promosi Indonesia Gelar Olimpiade 2032 Lebih Baik
Bekerjasama dengan Kemenkes, Menpora RI berencana membangun laboratorium anti doping pertama di Solo.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Bekerjasama dengan Kemenkes, Menpora RI berencana membangun laboratorium anti doping pertama di Solo.
Rencananya, laboratorium anti doping akan dibangun di lingkungan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Jawa Tengah.
Tak hanya untuk laboratorium, nantinya di rumah sakit ini pula, dapat dijadikan recovery atlet pasca cedera.
Terobosan ini diyakini memberikan banyak manfaat Indonesia.
Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pembangunan laboratorium anti doping muncul atas buah pikiran Menpora, Zainudin Amali yang ingin Indonesia punya laboratorium sendiri, dengan harapan menghemat anggaran negara nantinya.
Jika telah terbangun, setiap kali akan mengikuti kegiatan keolahragaan, Indonesia tak perlu lagi mengirimkan sampel anti doping ke laboratorium di luar negeri.
"Pak Menteri kepikiran saat mengirimkan sampel ke luar negeri di waktu lalu, mengapa tidak membangun laboratorium sendiri? Kami pun merespon dengan memberitahukan syarat pembangunan laboratorium, sehingga dibahas lagi lebih mendalam" ucap Gatot kepada Warta Kota baru-baru ini.
Ada pun syarat yang dimaksud adalah, laboratorium minimal mengurus 3000 sampel anti doping setiap tahunnya.
Kemenpora meyakini, syarat pertama dapat dipenuni nantinya, mengingat banyaknya agenda olahraga baik skala nasional maupun internasional, sehingga cukup mudah memenuhi syarat 3000 sampel (sebelum pandemi).
Keinginan pembangunan laboratorium anti doping pun mendapat respon positif dari Kemenkes, dimana lahan yang direncanakan untuk pembangunan laboratorium adalah milik properti menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
"Alasan ketiga yang paling bagus. Dengan adanya laboratorium, maka promosi Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032 akan lebih baik. Indonesia akan dipandang serius sebagai tuan rumah nantinya," tutur Gatot.
Jika pembangunan terealisasi dengan baik, maka laboratorium anti doping ini kan menjadi laboratorium pertama di Indonesia.
Ada pun, penunjukan kota Solo sebagai tempat pembangunan laboratorium adalah fakta sejarah PON Pertama yang diselenggarakan juga di Kota Solo, dan RS Ortopedi telah menyiapkan lahan sekuas 700m2.