Susunan Pengurus PB PASI 2021-2025 Ada Mantan Atlet dan CEO Bukalapak
Susunan pengurus PB PASI dihuni oleh sosok dari beragam latar belakang, seperti mantan atlet dan CEO Bukalapak.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) telah menetapkan susunan pengurus masa bakti 2021-2025.
Susunan pengurus PB PASI dihuni oleh sosok dari beragam latar belakang, seperti mantan atlet dan CEO Bukalapak.
Surat keputusan perihal kepengurusan baru PB PASI telah ditandatangani formatur yang terdiri dari Ketua Umum PB PASI, Luhut Binsar Pandjaitan, serta Zacky Anwar Makarim dan Dr. Rumini, M. Pd.
Dalam siaran pers, Selasa (16/2/2021) Luhut menerangkan ada banyak wajah baru dalam pengurus PB PASI yang tergolong muda. Hal tersebut diharapkan bisa membentuk tim yang solid bersama pengurus yang telah berpengalaman mengurus atletik Indonesia.
Wajah-wajah baru yang mengisi kepengurusan PB PASI antara lain adalah peraih emas lari 100 meter dan 200 meter di SEA Games 2007 dan 2009, Suryo Agung Wibowo, yang pernah disebut sebagai manusia tercepat Asia Tenggara.
Selain itu ada pula mantan atlet yang kerap mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional seperti Dedeh Erawati yang kondang di nomor 100 meter gawang dan Parluatan Siregar yang kesohor di nomor 3000 meter steeple chase.
CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin juga masuk dalam jajaran kepengurusan PB PASI hingga empat tahun mendatang. Rachmat yang didaulat menjadi Ketua Bidang Umum diharapkan bisa berkontribusi dalam mengubah atletik menjadi sebuah industri yang bisa menguntungkan.
Sementara itu, Tigor Tanjung yang sudah dikenal lebih dulu di dunia atletik Indonesia akan menjabat sebagai Sekretaris Umum. Dr. Ria Lumintuarso yang juga sudah berpengalaman di dalam peningkatan sumber daya manusia akan menjadi ketua bidang pembinaan.
Luhut berharap semua anggota pengurus, termasuk orang-orang lama, mantan atlet dan CEO Bukalapak bisa menunjukkan dedikasi tinggi, bekerja keras, siap berkorban dan kreatif menjawab tantangan termasuk di zaman pandemi Covid-19 demi mewujudkan tradisi baru yakni meloloskan atlet-atlet usia muda ke kualifikasi Olimpiade seperti yang sudah diwujudkan Lalu Muhammad Zohri.