Raja Sapta Oktohari Bakal Panggil PP PBVSI Terkait Status Terbaru Aprilia Manganang
Raja Sapta Oktohari akan membantu menyelesaikan persoalan yang bakal timbul setelah atlet Timnas voli putri Indonesia
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari akan membantu menyelesaikan persoalan yang bakal timbul setelah atlet Timnas voli putri Indonesia, Aprilia Manganang dinyatakan sebagai pria.
Pasalnya, saat membela Timnas Voli Putri dirinya telah melahirkan prestasi yakni medali perunggu SEA Games 2013 Myanmar dan SEA Games 2015 Singapura dan medali perak SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia.
Untuk menyelesaikan persoalan itu, Raja Sapta Oktohari bakal berkomunikasi lebih dulu dengan PP PBVSI dan Aprilia.
“Pertama, nanti kami akan mengundang cabor voli untuk duduk bersama NOC, apabila memungkinkan kami juga akan menghadirkan atletnya dan keluarga duduk sama-sama untuk cari titik temu dulu. itu awalnya,” kata Okto sapaan akrabnya saat ditemui di Kantor NOC, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021).
“Setelah itu kami melangkah lebih lanjut, NOC tentunya tidak sendirian baik itu nanti dengan cabor, dengan Kemenpora dan juga tentunya dengan organisasi yang mewadahi, baik itu SEAGAV, Asean Kontinental,” jelasnya.
Okto percaya apa yang dialami Aprilia bukan lah kejadian pertama di dunia olahraga.
Untuk itu ia akan berusaha agar prestasi Aprilia yang sudah didapatkan sebelumnya tak dicabut.
Menurutnya yang terjadi sekarang ini kepada Aprilia bukan salah dia. Hanya proses pemeriksaan terbaru dari kedokteran, sedangkan pemeriksaan sebelumnya Aprilia tetap sah dinyatakan sebagai wanita.
“Saya percaya bahwa ini bukan kejadian pertama di dunia, tinggal sekarang bagaimana dalam negosiasi kita akan mendapat nilai tawar tertinggi untuk indonesia, jadi saya juga mohon jangan salah persepsi,” kata Okto.
“Hal yang terjadi saat ini bukan hal yang luar biasa, ini adalah hal yang biasa.ini sepenuhnya wewenang dari tim kedokteran, dan atlet tidak salah apa-apa, karena atletnya sudah menjalani proses baik sebelum berangkat SEA Games, saat SEA games, sampai setelah SEA games,” pungkasnya.