Sejarah All England dan Puluhan Gelar yang Dikoleksi Tim Bulutangkis Indonesia
Menilik dari sejarah turnamen, Indonesia kerap menorehkan tinta emas dalam penyelenggaraan turnamen bulutangkis bergengsi tersebut.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tak heran jika hingga saat ini nama Yonex selalu tersemat bahkan ada dalam logo All England.
Melihat sejarah tersebut, All England tentu begitu prestisius karena tak banyak yang bisa bertanding di kategori Super 1000 sekaligus tertua di dunia.
Di sisi lain, nama-nama pebulu tangkis Indonesia juga akrab dengan prestasi di All England.
Baca juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Shame on You-All England Jadi Trending Topic
Setidaknya ada pebulu tangkis yang "merajai" All England pada masanya, yakni:
Rudy Hartono - 8 gelar (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, 1976)
Tjun Tjun/Johan Wahjudi - 6 gelar (1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980)
Susy Susanti - 4 gelar (1990, 1991, 1993, 1994)
Liem Swie King - 3 gelar (1978, 1979, 1981)
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir - 3 gelar (2012, 2013, 2014)
Baca juga: Protes Keras Marcus Gideon, Singgung 7 Kasus Positif Covid Berubah Jadi Negatif di All England 2021
Adapun Indonesia sejak 1979 hingga 2020 mengoleksi 46 gelar, yang terdiri dari 14 tunggal putra, 4 tunggal putri, 20 ganda putra, 2 ganda putri, dan 6 gelar di sektor ganda campuran.
Masih melansir laman resmi All England, sejarah lain turnamen ini adalah hanya digelar di delapan tempat, meliputi:
1899 - 1901 HQ London Scottish Regiment Drill Hall, Buckingham Gate
1902 - Crystal Palace, Sydenham, Kent
1903 - 1909 London Rifle Brigades City Headquarters, Bunhill Hill, London