Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

MotoGP Tak Bisa Masuk Olimpiade, Alasannya Gegara Tak Penuhi Filosofi Kejuaraan

Tak memenuhi filosofi kesetaraan menjadi alasan utama mengapa F1 dan MotoGP belum bisa ambil bagian dalam penyelenggaraan Olimpiade.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in MotoGP Tak Bisa Masuk Olimpiade, Alasannya Gegara Tak Penuhi Filosofi Kejuaraan
GEN LLUIS / AFP
Para pebalap berkompetisi pada awal balapan MotoGP Moto Grand Prix de Catalunya di Circuit de Catalunya pada 6 Juni 2021 di Montmelo di pinggiran Barcelona. 

TRIBUNNEWS.COM - Pembahasan mengenai mengapa olahraga MotoGP tak bisa ambil bagian di turnamen Olimpiade sudah menggema sejak lama.

Olimpiade Tokyo 2021 kurang beberapa jam lagi resmi dibuka, Jumat (23/7/2021) pukul 18.00 WIB.

Dengan dimulainya turnamen empat tahunan ini membuat bahasan seputar MotoGP maupun F1 yang tak bisa ambil bagian kembali mengemuka.

Sebelumnya, mantan presiden International Olympic Committee (IOC), Jacques Rogge, mengatakan alasannya.

Baca juga: Jadwal MotoGP 2021 Live Trans7 - Comeback Dani Pedrosa di Styria buat Keluarga Lorenzo Cekcok

Baca juga: Hadia Hosny, Anggota DPR Mesir yang Tanding di Olimpiade 2021, Calon Doktor Bidang Kesehatan

Logo Olimpiade Tokyo di sore hari.
Logo Olimpiade Tokyo di sore hari. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Dia merasa, F1 dan MotoGP tidak layak masuk Olimpiade.

Olimpiade diadakan untuk menguji sebara kuat dan tangguhnya seorang atlet, bukan berdasarkan pada kualitas mesin.

Namun dilansir dari laman Tuttomotoriweb, alasan utama mengapa F1 maupun MotoGP tak masuk dalam cabang olahraga di Olimpiade karena tak memenuhi kriteria filosofi.

BERITA REKOMENDASI

"Faktanya, olahraga motor (MotoGP dan F1) tidak memenuhi prinsip dasar yang mendasari Olimpiade: bersaing dengan kesetaraan," tulis dari analisis dari Tuttomotoriweb.

Memang benar F1 dan MotoGP menuntut sejauh mana kemampuan dan skill yang dimiliki oleh seorang pembalap.

Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa faktor mesin dalam setiap pebrikan memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing.

Faktor kesetaraan inilah yang dimaksud. Sebagai contoh keil ialah bagaimana Desmosedici milik Ducati memiliki top speed yang 'ugal-ugalan'.

Pembalap Honda Spanyol Marc Marquez (Depan) mengemudikan sepeda motornya selama Grand Prix MotoGP Jerman di sirkuit balap Sachsenring di Hohenstein-Ernstthal dekat Chemnitz, Jerman timur, pada 20 Juni 2021.
Pembalap Honda Spanyol Marc Marquez (Depan) mengemudikan sepeda motornya selama Grand Prix MotoGP Jerman di sirkuit balap Sachsenring di Hohenstein-Ernstthal dekat Chemnitz, Jerman timur, pada 20 Juni 2021. (Ronny Hartmann / AFP)

Beda halnya dengan M1 milik Yamaha, meski kalah cepat namun memiliki akselerasi yang bagus ketika menikung.

Meskipun demikian, 'jalinan kasih' F1, MotoGP dengan Olimpiade bukan merupakan hal yang tak mungkin.

Meskipun ada peluang, namun untuk mewujudkannya membutuhkan cara yang tak mudah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas