Sorotan Bulutangkis: Bukti Nyata Kutukan Sang Jawara All England di Olimpiade Tokyo 2021
Ada mitos unik perihal kegagalan yang sering didapatkan sang jawara All England ketika berpartisipasi dalam ajang Olimpiade pada tahun yang sama.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan harus diderita oleh Nozomi Okuhara (Jepang) ketika berhadapan dengan He Bing Jiao (China) di babak perempat final sektor tunggal putri Olimpiade Tokyo, Jumat (30/7/2021) pagi.
Nozomi Okuhara yang menjadi unggulan ketiga asal Jepang dipaksa mengakui keunggulan He Bing Jiao dengan skor 13-21, 21-13, dan 21-14.
Kekalahan melawan He Bing Jiao secara tidak langsung memumpus harapan Nozomi Okuhara untuk bisa mempersembahkan medali kepada negaranya selaku tuan rumah.
Tak hanya itu saja, tersingkirnya Nozomi Okuhara juga secara tidak langsung membuat kutukan para jawara All England kembali terbukti di Olimpiade.
Baca juga: Sorotan Olimpiade Tokyo 2021: Greysia/Apriyani Lolos Semifinal, Peluang Sejarah Baru & Pecah Telur
Baca juga: Badminton Olimpiade: Sosok Chen Long, Ancaman Tak Terduga Peraih Medali Emas Tunggal Putra
Perlu diketahui bahwa ada mitos unik perihal kegagalan yang sering didapatkan sang jawara All England ketika berpartisipasi dalam ajang Olimpiade pada tahun yang sama.
Sejarah mencatat sudah banyak korban kutukan dari dua turnamen besar dunia tersebut.
Sederhananya tak sedikit pebulutangkis yang berhasil meraih gelar juara All England namun harus gagal ketika bertarung di Olimpiade, dengan syarat dua event itu berlangsung pada tahun yang sama.
Hal itu pernah terjadi di beberapa sektor bulutangkis termasuk ganda campuran misalnya.
Baca juga: Tembus 8 Besar Olimpiade 2021, Anthony Ginting Langsung Ajak Pelatih Bahas Strategi Hadapi Antonsen
Status juara All England tidak pasti menjamin kemenangan bagi kesuksesan mereka di Olimpiade.
Beberapa nama besar ganda campuran peraih All England sebelumnya seperti Park Joo-bong/Ra Kyung-min (1996), Zheng Bo/Gao Ling (2008), hingga Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012) selalu gagal naik podium pertama Olimpiade.
Kini kutukan itu merambat ke sektor lainnya dimana beberapa jawara All England sudah dipastikan gugur di Olimpiade Tokyo 2021.
Seperti informasi diatas soal tersingkirnya Nozomi Okuhara di tangan He Bing Jiao.
Perlu diketahui bahwa Nozomi Okuhara sebenarnya berstatus sebagai jawara All England 2021.
Kala itu, Nozomi Okuhara berhasil menyegel status tersebut setelah mengalahkan wakil Thailand, Pornpawee/Chochuwong dengan skor 21-12 dan 21-16 di partai final All England.
Apesnya setelah berhasil memenangi All England justru Nozomi Okuhara harus terhenti di babak perempat final Olimpiade.
Nasib kurang beruntung juga dialami oleh Lee Zii Jia yang juga berstatus sebagai juara tunggal putra All England 2021.
Baca juga: Lolos ke Semifinal, Greysia/Apri Cetak Sejarah Baru bagi Indonesia di Ajang Olimpiade Tokyo 2020
Bermain dengan ekspetasi tinggi bisa meraih prestasi dalam gelaran Olimpiade Tokyo 2021.
Justru, Lee Zii Jia gagal melangkah lebih jauh setelah terhenti di tangan Chen Long, tepatnya di babak 16 besar.
Lee Zii Jia harus mengakui keunggulan Chen Long setelah kalah dengan skor 21-8, 19-21, dan 5-21.
Kekalahan itu membuat Lee Zii Jia seakan terkena kutukan dari sang jawara All England.
Nasib yang sama juga didapatkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe selaku jawara All England 2021 yang tersingkir di babak perempat final ganda putra.
Pasangan Endo/Watanabe harus rela disingkirkan wakil Taiwan bernama Lee Yang/Wang Chi Lin.
Hal yang sama juga menimpa pasangan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang menjadi juara All England 2021 sektor ganda putri.
Keduanya harus tersingkir secara tragis lewat permainan sengit rubber game dengan skor 21-14, 14-21, dan 28-26 melawan wakil Korea Selatan, Soe Yeoung Kim/Hee Yong Kong.
Kini, tinggal pasangan Yuta Watanabe/Arisa Higashino yang harus menentukan nasibnya pada hari ini sebagai juara All England 2021 sektor ganda campuran.
Kalau pasangan Yuta/Arisa juga gagal mendulang kemenangan maka bisa dipastikan seluruh jawara All England 2021 menerima kutukan berupa kegagalan di Olimpiade.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)