Greys/Apri Raih Emas: Suporter Merah Putih Banjir Air Mata Bahagia, Indonesia Menangis Bangga
Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Banjir air mata bahagia dirasakan suporter
Penulis: Muhammad Barir
Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih kemenangan bersejarah setelah mereka meraih medali emas olimpiade Tokyo 2020.
Keberhasilan ini membuat Greysia/Apriyani berhasil mencatatkan sejarah untuk Indonesia. Mereka adalah ganda putri Indonesia pertama yang pertama kali berhasil meraih emas.
Sejarah terus mereka ciptakan. Rekor demi rekor mereka buat di nomor ganda putri. Sebelumnya, mereka juga telah mencetak sejarah sebagai ganda putri pertama asal Indonesia yang meraih emas olimpiade.
Sebelumnya, mereka menang atas lawannya Du Yue/Li Yin Hui dari China dengan skor 21-15, 20-22, dan 21-17 pada babak perempat final Olimpiade, Kamis (29/7).
Pencapaian Greysia/Apri ini merupakan pencapaian terbesar di sektor ganda putri. Dan juga di bulu tangkis Indonesia saat ini.
Berbeda dengan sektor-sektor lainnya, di sektor ini biasanya Indonesia meraih hasil kurang bagus di ajang olimpiade.
Mereka menjadi peraih emas pertama Indonesia.
Di Olimpiade Rio 2016, saat Greysia Polii berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, mereka sampai babak perempat final.
Hasil lebih buruk pada olimpiade London 2012. Di mana tidak ada satu pun wakil Indonesia yang tembus babak perempat final.
Selain faktor teknis, ada Kontroversi juga yang sempat terjadi pada saat itu. Dimana ada beberapa pemain yang didiskualifikasi karena memilih untuk mengalah.
Termasuk Greysia Polli sendiri yang saat itu berduet dengan Meiliana Jauhari. Ditambah dua wakil Korea Selatan dan pasangan China) yang didiskualifikasi di olimpiade London 2012 karena mereka tidak berusaha tampil maksimal mengalahkan lawan-lawannya untuk menghindari lawan tangguh di babak selanjutnya.
Di olimpiade Beijing 2008, wakil Indonesia di ganda putri hanya sampai pada putaran pertama. Saat itu Liliyana Natsir masih di ganda putri berpasangan dengan Vita Marissa. Tidak ada wakil ganda putri Indonesia yang menembus babak perempat final.
Begitu pula di Athena 2004. Wakil ganda putri Indonesia hanya sampai babak kedua. Di Sydney 2000, ganda putri Indonesia hanya sampai babak perempat final. Saat itu, China mendominasi seluruh wakil ganda putri di semifinal.
Pada olimpiade 1996, wakil ganda putri Indonesia terhenti di perempat final. Hasil yang sama diraih wakil Indonesia di ajang Olimpiade Barcelona 1992 ketika Finarsih/Lili Tampi tersingkir di perempat final.