Ibunda, Sosok di Balik Keberhasilan Lifter Windy Cantika Aisah Raih Medali Perunggu Olimpiade
Cantika mulai dilatih oleh Siti Aisah, ibunya sendiri tentang teknik-teknik dasar angkat besi dari kelas 2 SD.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Saat kelas 5 SD, kata Siti Aisah, sang putri sudah bisa angkat beban seberat 20 kg - 30 kg.
"Kemudian saya daftarkan di pengcab. Cantika saya antar jemput juga setiap latihan. Di pengcab sudah dia bagus kita latihan di porda. Alhamdulillah di kelas 6 SD ikut Porda sudah dapat medali emas juga," tutur Siti Aisah.
Baca juga: Digebuk Greysia/Apriyani di Final, Ganda China Dilaporkan ke BWF Karena Ucapkan Kata-kata Kotor
Alami Banyak Cidera Jelang Olimpiade Tokyo
Selain itu, Siti Aisah juga mengungkapkan berbagai kendala yang dialami Cantika jelang Olimpiade Tokyo 2020.
"Kendalanya banyak. Panjang perjalanannya, pernah dia cedera urat kejepit di bagian pantat, sama dokter tidak boleh latihan," ujar Siti Aisah.
"Pernah cidera pinggang dan bahu. Kemarin mau berangkat ke Tokyo juga dia sempat ketimpa (beban) kakinya, sampai bengkak," sambung dia.
Baca juga: Perjuangan Windy Cantika Harumkan Nama Indonesia, Sempat Positif Covid, Dulu Latihan Barbel Semen
Kendati demikian, berbagai cidera yang dialami Cantika tidak menghalanginya untuk tampil maksimal saat Olimpiade Tokyo berlangsung.
Berkat usaha dan kerja kerasnya, cabang olahraga atlet angkat besi berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia.
Saat ini Siti Aisah telah dikaruniai tiga orang anak, di mana ketiganya mengikuti jejak sang ibu menjadi atlet angkat besi.
"Anak saya tiga, laki-laki dua, Windy itu satu-satunya putri kami, anak bungsu. Kakak-kakaknya juga atlet angkat besi, hanya mereka berkiprah di porda, kejurnas. Seluruh putra putri saya dilatih angkat besi sejak kecil," ucap Siti Aisah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.