Sorotan Bulutangkis: Puasa Medali Emas Berlanjut, Proyek Malaysia Tatap Olimpiade Los Angeles
Kontingen bulutangkis Malaysia lagi-lagi belum bisa memecahkan kebuntuan untuk mendulang medali emas perdana dalam sejarah Olimpiade.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kontingen bulutangkis Malaysia lagi-lagi belum bisa memecahkan kebuntuan untuk mendulang medali emas perdana dalam sejarah Olimpiade.
Malaysia hanya mampu mendapatkan satu medali perunggu saja pada cabor bulutangkis di Olimpiade Tokyo 2021.
Medali perunggu itu didapatkan oleh pasangan ganda putra andalan Malaysia, Aaron Chia/Soh Woii Yik.
Ketidakberhasilan memenangkan medali emas membuat Malaysia memperpanjang puasa medali tersebut di perhelatan Olimpiade.
Baca juga: Greysia Polii Belajar Banyak dari Pebulutangkis China, yang Selalu Tampil Tanpa Beban
Baca juga: Sorotan Bulutangkis: Prestasi Greysia Polii Raih Medali Emas Menginspirasi Ganda Malaysia
Tercatat sejak tahun 1992, Malaysia belum pernah sekalipun mampu memenangkan medali emas di cabor bulutangkis.
Jika dibandingkan Indonesia yang kerapkali mampu mendulang medali emas cabor bulutangkis setiap penyelenggaraan Olimpiade, kecuali Olimpiade London 2012.
Malaysia sejauh ini baru mampu mengoleksi enam medali perak dan tiga medali perunggu, tanpa medali emas di Olimpiade.
Baca juga: Greysia Polii: Pelatih Minta Saya Jangan Pensiun dulu Saat Sulit Mencari Partner di Ganda
Situasi itu membuat federasi bulutangkis Malaysia (BAM) bergerak cepat untuk bisa mengakhiri paceklik medali emas tersebut.
Ketua Komite Pengembangan BAM, Datuk Ng Chin Chai mengatakan pihaknya akan bertindak cepat untuk mengidentifikasi pemain muda Malaysia.
Hal itu dilakukan agar harapan Malaysia untuk bisa memenangkan medali emas bisa terealisasi setidaknya sampai perhelatan Olimpiade Los Angeles 2028.
Olimpiade Los Angeles yang akan digelar tujuh tahun lagi diharapkan menjadi batas kontingen bulutangkis Malaysia mendulang medali emas perdana.
"Hari ini kami akan mengadakan rapat komite kerja pertama kami," ujar Ng Chin Chai dilansir New Straits Times.
"Rapat tersebut untuk melihat bagaimana kami dapat mempercepat junior kami siap untuk Olimpiade LA 2028,".
"Tentu saja itu tergantung pada persetujuan dewan tetapi kita harus mulai bekerja sekarang," tambahnya.
Di perhelatan Olimpiade Tokyo 2021 terdapat beberapa wakil Malaysia yang gagal menjawab ekspetasi publik Negeri Jiran lantaran tidak bisa melaju lebih jauh.
Sebagaimana misal langkah Lee Zii Jia yang harus tersingkir pada babak 16 besar di tangan Chen Long.
Padahal Lee Zii Jia mendapatkan ekspetasi tinggi untuk bisa meneruskan estafet tongkat kesuksesan Lee Chong Wei sebagai andalan tunggal putra Malaysia.
Hanya saja memang pengalaman Lee Zii Jia yang baru pertama kali tampil dalam ajang Olimpiade membuat dirinya kelabakan melawan Chen Long.
Baca juga: Greysia Polii Bonusnya Untuk Investasi, Apriyani Rahayu Bonusnya Bakal Ditabung
Kisah lebih tragis menimpa pasangan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang bermain di sektor ganda campuran.
Pasangan ganda campuran yang berhasil meraih medali perak pada perhelatan Olimpiade Rio 2016 itu malah terpuruk di dasar klasemen grup.
Duet Chan Peng Soon/Goh Liu Ying pun harus terhenti langkahnya di babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2021.
Beruntung, Malaysia masih memiliki Aaron/Soh yang mampu meraih medali perunggu setelah mengalahkan Mohammad Ahsan//Hendra Setiawan di perebutan tempat ketiga.
Hasil Olimpiade Tokyo 2021 itulah yang menjadi bahan evaluasi bagi BAM untuk terus memperbaiki prestasi bulutangkis Malaysia agar bisa meraih emas nantinya.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)