Belasungkawa Tragedi Kanjuruhan, NOC Indonesia Kenakan Pita Hitam Selama Sepekan
NOC Indonesia sepakat kenakan pita hitam selama sepekan sebagai bentuk belasungkawa atas musibah yang menimpa di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Penulis: Niken Thalia
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - NOC Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia turut menyampaikan duka cita atas kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia, Senin (3/10/2022).
Ungkapan duka cita itu disampaikan oleh Raja Sapta Oktohari selaku ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
Hal itu disampaikan oleh Raja Sapta Oktohari melalui Instagram resmi NOC Indonesia.
Selain memberikan ungkapan duka cita, Raja Sapta Oktohari menerangkan bahwa segenap jajaran NOC Indonesia akan mengenakan pita hitam sebagai bentuk belasungkawa yang menimpa Aremania dan Aremanita di Stadion Kanjuruhan.
Baca juga: Kasus Tragedi Kanjuruhan Naik ke Tahap Penyidikan, Mahfud MD Minta Pelakunya Segera Diumumkan
"Komite Olimpiade Indonesia mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya untuk para korban Stadion Kanjuruhan."
"Semoga yang meninggal mendapat tempat terbaik dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan."
"Duka Indonesia adalah duka dunia. Hari ini hingga tujuh hari ke depan, NOC Indonesia akan mengenakan pita hitam sebagai bentuk belasungkawa atas apa yang terjadi."
Di tengah ungkapan belasungkawa yang dituturkan oleh Raja, dia berharap setelah kejadian mengerikan ini, tak ada lagi hal serupa di masa depan.
Tak hanya itu, harapan Raja kejadian ini jadi pengingat untuk melakukan tata kelola olharag dengan baik dan benar.
Seperti yang dikatakan oleh Raja dalam ungkapan duka citanya, duka sepakbola Indonesia adalah duka dunia.
Banyak media internasional yang menyoroti peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Bagaimana tidak, setidaknya 125 lebih korban berjatuhan di kandang milik Arema FC.
Tentu saja dari belahan dunia manapun kini tengah menyoroti Indonesia atas peristiwa tersebut.
Media asal Korea Selatan menyoroti bagaimana kejadian ini membuat lapangan sepak bola bak neraka karena banyak korban berjatuhan.
"Lapangan sepak bola yang menjadi neraka, setidaknya 127 meninggal dalam kerusuhan di Indonesia," tulis media asal Korea Selatan, Chosun.
Kemudian media asal Spanyol menuliskan bahwa bentrok terjadi antara suporter dan polisi mengakibatkan banyak penggemar meninggal dunia.
"Bentrok antara pendukung dua tim sepak bola Indonesia di provinsi Jawa Timur menewaskan 125 penggemar dan dua petugas polisi, sebagian besar diinjak-injak sampai mati, kata polisi," tulis media asal Spanyol, ESPN.
Lalu ada media asal Inggris dan New York, Amerika yang turut serta menyoroti peristiwa Kanjuruhan.
"Dalam kejadian yang tampaknya menjadi salah satu bencana stadion terburuk, lebih dari 300 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi banyak yang meninggal saat perjalanan atau saat menerima perawatan,” tulis Sky di salah satu artikel mereka.
"Lebih dari 100 orang meninggal setelah laga sepak bola di Indonesia saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata. Banyak yang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri,” tulis The New York Times.
(Tribunnews.com/Niken,Deivor)