TRIBUNNEWS.COM - CEO Aprilia, Massimo Rivola menyambut antusiasi seri balapan MotoGP 2023 di India.

Bos Aprilia Racing untuk MotoGP 2023 ini menyebut balapan di India tak ubahnya saat mereka menggeber kuda besinya di Sirkuit Mandalika, Indonesia.

Menurut kacamata Massimo Rivola, Indonesia dan India memiliki kesamaan, yakni 'ladang' Aprilia untuk meningkatkan daya jual motor pabrikannya.

Baca juga: MotoGP 2023 - Mimpi Jadi Legenda, Quartararo Tak Ingin Berlama-lama di Kelas Para Raja

Sebagaimana yang diketahui, Dorna Sports merilis 21 seri balapan untuk masuk jadwal balapan MotoGP 2023, 10 di antaranya berlangsung di non-Eropa.

Uniknya lagi, ada dua seri yang termasuk pendatang baru alias kali pertama menggelar ajang balap MotoGP, yakni Kazakhstan dan India.

Sirkuit Sokol Kazakhstan akan menggelar balapan kesembilan di MotoGP 2023. Sedangkan Sirkuit Budh di India diplot sebagai seri ke-14.

Massimo Rivola merasa wajar dengan keputusan Dorna menunjuk dua negara tersebut masuk kelander MotoGP 2023.

Selain faktor ekonomi, juga bertujuan untuk memperkenalkan secara global kejuaraan dunua balap Grand Prix roda dua tersebut.

"Saya tahu bahwa di Spanyol dan Italia pasarnya (penjualan Aprili) ada di sana, tetapi untuk membuka bisnis Anda harus berkeliling dunia," buka Rivola, dikutip dari laman Speedweek.

Dia kemudian menyebut seri India tak ubahnya balapan di India. Menurutnya, balapan di Indonesia bisa membuka pasar penjualan Aprilia di Tanah Air.

Pun ketika mereka nanti melakukan race di India.

Tak hanya pamor MotoGP yang semakin naik, namun juga ada benefit yang diterima oleh tim-tim yang berkiprah untuk mengepakkan sayap dari segi bisnis.

"Saya sangat menantikan untuk pergi ke India. Saya sama senangnya ketika kami pergi ke Indonesia. Itu negara-negara yang pasarnya benar-benar bisa tumbuh," ujar Rivola menambahkan.

Dia juga memuji pendekatan Dorna tahun ini yang mencoba memasarkan MotoGP dengan cara yang besar-besaran serta memiliki banyak revolusi.

Misalnya dengan penambahan sprint race, dan penggeseran jadwal MotoGP yang dipadatkan di hari Jumat serta jumpa dengan fans di hari Sabtu.

“Saya memperhatikan bahwa pendekatan Dorna mulai menciptakan lebih banyak lingkungan pemasaran. Penonton ingin melihat pembala,” kata Rivola.

“Misalnya, jika Anda berada di Amerika dan cukup beruntung dapat menghadiri Indy 500, ada hari-hari ketika pengemudi akan duduk di meja dan membentuk antrean sepanjang satu mil untuk mendapatkan tanda tangan," terangnya menambahkan.

"Orang-orang ingin melihat tokoh-tokoh pertunjukan dari dekat,” terang Rivola.

Kendati demikian, Sprint Race di MotoGP 2023 menimbulkan pro kontra di kalangan pembalap dan manajer.

Kabar yang berkembang, manajer Enea Bastianini, Carlo Pernat memberikan ultimatum kepada Dorna akan melakukan boikot jika tak ada kejelasan soal komisi bagi pembalap untuk penyelenggaraan Sprint Race.

(Tribunnews.com/Giri).