Menpora: Tuan Rumah SEA Games Bebas Pilih Olahraga Yang Bisa Dipertandingkan, Itu Tidak Sehat
Zainudin Amali turut meninjau dan menyaksikan para pebulutangkis Indonesia berlaga pada turnamen Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali turut meninjau dan menyaksikan para pebulutangkis Indonesia berlaga pada turnamen Indonesia Masters 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (26/1/2023).
Kehadiran Menpora disambut langsung oleh Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna dan Kepala Humas PP PBSI, Broto Happy.
Saat di Media Center Istora Senayan, terlihat Menpora, Agung dan Broto Happy membicarakan tentang tantangan Indonesia pada SEA Games 2023 Kamboja.
“Di SEA Games nanti beberapa cabor unggulan kita tidak dipertandingkan seperti menembak, panahan, dayung yang biasa kita juara umum. Alasan mereka karena mereka tidak punya atletnya,” kata Menpora kepada Agung.
Menpora menayangkan SEA Games yang pesan utamanya untuk menjalin persaudaraan antarnegara di Asia Tenggara melalui olahraga, kini nilai bergeser.
Setiap tuan rumah bebas memilih olahraga mana saja yang bisa dipertandingkan.
Menurut Menpora hal itu sudah tak lagi sehat, terlebih cabang olahraga yang tidak dipertandingkan adalah cabor-cabor yang ditandingkan pada Olimpiade.
“Kita jadi tuan rumah tidak begitu amat ya. Mereka jadi menghalalkan segala cara,” timpal Agung.
Untuk itu, Menpora Amali meminta kepada Agung agar benar-benar mempersiapkan tim dan menurunkan atlet-atlet ternama pada ajang nanti guna bisa mendulang banyak medali di SEA Games Kamboja.
“Makanya saya minta ke Pak Ketua Umum untuk siapkan tim yang bagus,” pinta Menpora.
Sementara itu, terkait menyimpangnya nilai ajang SEA Games, Menpora Amali telah berkomunikasi dengan Raja Sapta Oktohari, Ketua NOC Indonesia.
Menpora meminta agar NOC Indonesia bisa mengembalikan nilai-nilai SEA Games seperti awal. Negara tuan rumah tidak semena-mena memilih cabor yang jadi unggulan mereka dan mencoret cabor yang tidak bisa mereka juarai.
“Saya bilang ke Pak Okto, NOC. Harus protes dong bagaimana sih nilai sportifitas kalau sudah begini. Kalau ini cabor orang lain main coret saja, padahal kan yang menentukan cabor olimpik,” pungkasnya.