VIDEO Ketua NOC Indonesia Sudah Komunikasi dengan Gubernur Bali Terkait ANOC World Beach Games
Tak hanya dengan Gubernur Bali I Wayan Koster, Raja Sapta Oktohari juga telah menjalin komunikasi dengan stakeholder olahraga lainnya.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari sudah menghubungi Gubernur Bali, I Wayan Koster secara informal.
Komunikasi tersebut membicarakan terkait adanya pernyataan Wayan Koster terhadap Timnas atau atlet Israel yang akan tampil di ANOC World Beach Games pada 5-12 Agustus 2023 di Bali.
Hal itu disampaikan Okto usai acara buka bersama di kediamannya, Pejaten, Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
“Secara informal sudah komunikasi dengan senior saya, kakak saya I Wayan Koster dan beliau terbuka untuk komunikasi. Ini kan sinyal yang bagus,” kata Okto.
“Artinya kita menyadari bahwa kita semua cinta Indonesia. Bagaimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia."
"Ini kita lepaskan dulu semua atribut-atribut, kita lepaskan semua gengsi-gengsi kita mencari solusi jangan langsung melompat ke kesimpulan,”
“Suasana ini masih suasana Ramadhan, saya minta semua pihak untuk menahan diri karena taruhan ini terlalu mahal kalau kita kalah, kalau sampai ada apa-apa,” sambungnya.
Tak hanya dengan Gubernur Bali, Okto juga telah menjalin komunikasi dengan stakeholder olahraga lainnya.
Okto menjelaskan dalam ajang AWBG nanti akan mempertandingkan 14 cabang olahraga. Artinya akan ada 14 statuta atau regulasi yang harus diikuti.
Okto mengajak agar semua pihak untuk membuka mata - tak lagi mencampuradukan urusan olahraga dengan urusan politik.
Ia tak ingin dengan adanya dinamika yang terjadi saat ini justru akan membuat Indonesia terkena sanksi kembali.
“Ya saya sudah komunikasi juga dengan Pak Menpora dan stakeholder yang lain."
"Iintinya ini tidak bisa sepotong-sepotong harus tuntas dan apa yang terjadi di U-20 itu hanya berhadapan dengan satu statuta yaitu statuta FIFA, sedangkan world beach games ada 14 cabang olahraga artinya ada 14 statuta ditambah ANOC dan ICO jadi 16 statuta yang harus kita hadapi,” terang Okto.
“Kita punya pengalaman pribadi menghadapi satu statuta dan kita kalah, pada saat dijatuhkan sanksi oleh anti-doping, itu pun sudah mengganggu perasaan masyarakat indonesia."
"19 tahun Sudirman Cup berusaha untuk mencapai yang terbaik ternyata begitu mendapatkan peringkat satu kita tidak bisa mengibarkan bendera merah putih, menyakitkan,” sambungnya.
“Nah seperti ini jangan sampai terulang lagi. Jadi kita mencari solusi sedemikian rupa sehingga semua pihak tidak ada yang dirugikan,” pungkasnya.(Tribunnews.com/Abdul Majid)