Kasus Pelecehan Dianggap Jadi Penyebab Malaysia Gagal Raih Target SEA Games 2023
Direktur divisi atlet Dewan Olahraga Nasional (NSC) Malaysia, Jefri Ngadirin menyebut penyebab prestasi Malaysia tak ada peningkatan di SEA Games 2023
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Selain ada kasus pelecehan, ada deretan aturan naturalisasi yang menjegal langkah Malaysia mendulang medali emas.
Pada tim kriket putra, mereka kehilangan medali emas dan hanya bisa membawa pulang medali perak sebagai hadiah hiburan.
Padahal tim kriket putra sedang dalam performa puncak setelah menempati peringkat pertama di Asia Tenggara.
Kehadiran 13 pemain naturalisasi asal India dan Pakistan di tim kriket Kamboja menggagalkan tiga medali emas Malaysia.
Lalu di cabor judo, tuan rumah menggunakan eksponen kelahiran Jepang.
"Para atlet naturalisasi ini sebenarnya diperbolehkan di SEA Sports Federation, tidak ada larangan. Namun kami berharap ke depannya, kami bisa menyusun stategi lebih baik lagi.
Nasib tak beruntung berlanjut di cabor lain seperti gagalnya sepaktakraw putra dan bulu tangkis yang masih kalah dari Indonesia.
Ketergantungan pada atlet senior juga menjadi penyebab kegagalan Malaysia mendominasi di cabor renang.
Malaysia hanya bisa menghasilkan satu dari tiga emas yang ditargetkan.
Begitu pula dengan aturan muay thai yang diambil alih tuan rumah menjadi olahraga tradisional, kun khmer.
Tentu saja Malaysia pernah mendominasi medali emas saat mereka ditunjuk sebagai tuan rumah.
Di Kuala Lumpur 2017, Malaysia sukses memuncaki klasemen dengan 145 emad.
Namun dua tahun selanjutnya di 2019, prestasi Malaysia menurun menjadi 56 saja.
Prestasi Malaysia kian menurun hingga 2023 yang hanya mendapat 34 medali emas.
Jefri mengaku hal ini akan menjadi pelajaran bagi olahraga Malaysia.
"Pencapaian sederhana dari 34 medali emas akan jadi peringatan bagi semua. Kita perlu membuka mata untuk fokus pada para atlet kita saat ini," pungkas Jefri. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N)