Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Indonesia Finish di Peringkat ke-13 Asian Games 2022, Okto: Ini Bahan Evaluasi Menuju Olimpiade 2024

Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menilai hasil Tim Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou perlu menjadi catatan bersama menuju Olimpiade.

Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
zoom-in Indonesia Finish di Peringkat ke-13 Asian Games 2022, Okto: Ini Bahan Evaluasi Menuju Olimpiade 2024
Dok: NOC Indonesia
caption: Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari bersama CdM kontingen Indonesia, Basuki Hadimuljono saat memantau para atlet Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou, China. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menilai hasil Tim Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou perlu menjadi catatan bersama menuju Olimpiade Paris 2024.

Organisasi olahraga non-pemerintah pimpinan Raja Sapta Oktohari ini menilai seluruh stakeholder dapat duduk bersama dan melakukan evaluasi guna perkembangan olahraga Indonesia.

Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menjelaskan Tim Indonesia memiliki catatan, baik torehan impresif yang ditunjukkan oleh para atlet hingga bahan evaluasi yang perlu segera diperbaiki menuju Olimpiade Paris.

“Kita mendapat banyak referensi dari Asian Games untuk bahan evaluasi menuju Paris. Pulang dari sini, kita harus duduk bersama dan mengevaluasi perbaikan-perbaikan yang perlu kita lakukan. Olimpiade Paris tinggal satu tahun lagi dan kualifikasi sudah berjalan, kita harus mengoptimalkannya,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta.

Tim Indonesia menutup Asian Games Hangzhou dengan raihan 7 emas,11 perak, 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki ranking 13 klasemen akhir.

Secara torehan keping emas yang diberikan Tim Indonesia, hasil Hangzhou menjadi yang terbaik sejak Asian Games digelar di luar Indonesia sejak 41 tahun terakhir. Pada Asian Games New Delhi 1982, Indonesia mendapat 4 keping emas, 4 perak, 7 perunggu.

Sementara secara peringkat, posisi Tim Indonesia lebih baik sejak 2002 di Busan Korea Utara. Kala itu Tim Indonesia menempati ranking 14.

BERITA TERKAIT

Okto juga memberikan apresiasi kepada cabang olahraga yang telah mengharumkan nama Indonesia, seperti menembak. Sejak menembak pertama kali dipertandingkan di Asian Games 1954, Indonesia baru kali ini mendapatkan emas.

“Ada juga BMX yang melanjutkan tradisi emas yang dicetak di Jakarta-Palembang. Wushu impresif di negara asal bela diri ini. Panahan mendapat tiket Olimpiade Paris 2024. Weightlifting melalui atlet Rahmat Erwin Abdullah meraih emas dan mencatat rekor dunia, rekor Asia dan rekor Asian Games. Speed climbing juga mampu mencatatkan rekor Asian Games, dan perak yang diberikan skateboard, Insya Allah, bisa menjadi modal bagi Indonesia lolos kualifikasi di Paris,” kata Okto.

Sementara terkait adanya cabor yang meleset dari target, Okto meminta agar warganet tidak merundung para atlet di media sosial.

“NOC Indonesia tidak membeda-bedakan atlet, baik yang menang dan belum berhasil mendapat perlakuan sama. Saya atas nama pribadi dan NOC Indonesia mengecam warganet yang mengecam netizen yang tidak bertanggung jawab yang mengganggu konsentrasi atlet. Sebab, atlet adalah aset bangsa. Atlet sudah berjuang untuk kita semua, sehingga tidak layak mendapat perlakuan yang tidak baik,” kata Okto.

Ia berharap, hasil di Asian Games dapat menjadi evaluasi untuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). “Kita juga beruntung di Asian Games kali ini adalah Pak Bas yang menjadi CdM. Beliau adalah MenPUPR yang sekaligus bisa memberi input terhadap olahraga kita, sekaligus venue guna latihan dan bertanding para atlet,” ujar Okto.

Di sisi lain, Chef de Mission Tim Indonesia untuk Asian Games 2022 Basuki Hadimuljono berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kemenpora untuk menjadi pemimpin kontingen. Basuki menilai Asian Games menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi para atlet.

“Saya mohon maaf jika dalam menjalankan tugas, jika ada yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Tapi tujuan utama kami adalah melayani atlet. Terkait evaluasi, olahraga tentu ada tolak ukurnya. Di Incheon kita di ranking 17, dan di sini 13. Evaluasinya kita perlu di cabor, pemerintah yang bertanggung jawab harus ditingkatkan. Pertama sarana dan program. Setahu saya, anggaran tidak jadi soal. Program harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kita mau Olimpiade. Saya akan berbicara dengan Kemenpora dan Kemenkeu,” kata Basuki.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas