Penghuni Garasi Ducati Nyinyir Lihat Usaha Jorge Martin Upgrade Sejarah Valentino Rossi
Usaha Jorge Martin untuk meng-upgrade sejarah Valentino Rossi jadi juara dunia MotoGP dari tim satelit mulai panen nyinyiran dari tetangga tim.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Sejak era MotoGP 4-Tak diperkenalkan tahun 2002, belum ada pembalap tim satelit yang bisa mengukir gelar juara dunia.
Artinya, Jorge Martin memiliki kans besar untuk menjadi pembalap pertama yang membukukan prestise tersebut dengan merebut gelar juara dunia MotoGP 2023.
Namun jika di flashback lagi, sebelum era 4-Tak dimulai, gelar juara dunia MotoGP sudah pernah disabet oleh rider yang tak menggawangi tim pabrikan.
Baca juga: Buang Uang Ratusan Miliar Rupiah, Marc Marquez Rela Tak Dapat Gaji di MotoGP 2024
Adalah Valentino Rossi pernah menorehkan tinta emas tersebut. Tepatnya di MotoGP 2001, legenda balap MotoGP asal Italia ini pernah menjadi juara dunia bersama tim satelit.
Valentino Rossi naik ke kelas GP500 pada 2000 dengan kontrak dari Honda Racing Corporation (HRC).
Namun, ia tak diturunkan di Repsol Honda, melainkan di tim satelit bernama Nastro Azzurro Honda, yang didukung oleh Honda Europe.
Usai menjadi runner up, Rossi pun jadi juara pada 2001, sekaligus menjadi juara dunia GP500 terakhir dalam sejarah.
Jorge Martin bisa mengupgrade prestasi Valentino Rossi. Meski endingnya bakal sama-sama meraih titel kampiun dari tim satelit, bedanya Martinator, julukan Rossi, meraihnya di kelas premier era 4-Tak.
Hanya saja jalan menuju sukses tersebut dipastikan terjal dan penuh batu sandungan.
Terbaru, Crew Chief Francesco Bagnaia, Christian Gabarrini dari Ducati Lenovo Team, melontarkan psywar.
Diua menyindir Jorge Martin tak ubahnya pembalap tim pabrikan berkedok 'wearpack' tim satelit saja.
Apa yang disampaikan Christian Gabarrini bukannya tanpa alasan.
Pasalnya Jorge Martin dan Johann Zarco dari Pramac Ducati, meski statusnya tim satelit, namun mendapatkan dukungan spek motor yang sama dengan milik Pecco Bagnaia maupun Enea Bastianini di tim pabrikan.
“Sangat mudah untuk tetap berada di tim resmi dengan berpakaian seperti tim satelit dan mendapatkan semua keuntungan dari tim internal tanpa kerugian apa pun," terangnya Gabarrini, dikutip dari laman Crash.