Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Gegara Perang Rusia-Ukraina, Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal

Pelarangan dan pembatalan ekspedisi ke Kutub Utara dalam kurun enam tahun terakhir disebabkan selain kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Gegara Perang Rusia-Ukraina, Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal
HandOut/IST
Penjelajah asal Indonesia yang ambil bagian dalam ekspedisi ke Kutub Utara, Putri Handayani. 

Letak koordinat base camp ini sudah di dekat 89 derajat Lintang Utara (LU). Atau jarak ke titik koordinat presisi Kutub Utara (90 derajat Lintang Utara) hanya sejauh sekitar 111 kilometer.

Di base camp ini sekaligus sebagai tempat sedikit beraklimatisasi khususnya terhadap suhu udara yang biasanya antara minus 20 derajat Celcius hingga minus 30 derajat Celcius. Suhu paling ekstrim di bulan April bahkan pernah menyentuh angka minus 45 derajat Celcius.

Jalur Rusia menantang tidak hanya karena faktor alamnya. Namun juga soal perubahan iklim yang membuat struktur es berubah banyak.

Faktor ini dapat menghambat perjalanan karena kondisi medan yang tidak pasti. Bahkan belakangan perang Rusia-Ukraina menyebabkan banyak negara-negara Amerika dan Eropa memberlakukan berbagai sanksi terhadap negara ini.

Akibatnya banyak transaksi ekonomi yang sangat terbatas, mulai dari pembelian tiket penerbangan ke Rusia, asuransi perjalanan yang tidak meng-cover Rusia, serta sejumlah alat pembayaran seperti kartu kredit dan debit yang tidak berlaku di negeri beruang ini karena sanksi tadi.

Perjalanan darat dengan teknik ski akan berlangsung total 8 – 10 hari. Penjelajahan Kutub Utara juga tidak mengenal porter.

Seluruh barang ditarik sendiri menggunakan sled oleh setiap penjelajah. Beban yang akan ditarik oleh Putri antara  30-45 kg.

Berita Rekomendasi

Medan Kutub Utara meski ditutup salju dan es, tapi sangat bervariasi. Selain akan banyak rekahan dengan perairan dingin yang menghantu, juga bongkahan-bongkahan salju berukuran besar yang siap menghalangi perjalanan. Sungguh tidak mudah menarik bahkan jika perlu mendorong sekuat tenaga sled dengan beban berat.

Kutub Utara secara geografi terletak di Samudra Arktik. Pada laut yang membeku ketika musim dingin, dan mencair ketika musim panas. Es akan bergerak terus. Dengan kata lain seorang penjelajah ber-ski di atas es yang bergerak.

Ice Base Camp Barneo

Kondisi rusaknya landasan pacu yang merupakan infrastruktur sangat vital tidak mudah untuk diperbaiki. Bahkan harus mencari lokasi yang berbeda guna membangun runway baru. Untuk membangun runway selain harus mencari daratan berupa es yang tebal dan stabil juga memerlukan waktu antara 10 – 12 hari.

Belakangan ini kondisi di base camp sendiri banyak mengalami ketidakpastian. Cuaca terus berangin dan benar-benar tidak dapat diprediksi.

Sementara itu dari pengalaman bertahun-tahun, selepas masa ekspedisi yakni pada April atau mendekati Mei biasanya situasi jauh lebih buruk. Dikarenakan lebih banyak es yang mencair dan banyak yang tidak stabil.

Hal itulah yang membuat agen dan otoritas perjalanan Kutub Utara via Rusia menentukan keputusan sulit, yakni membatalkan seluruh ekspedisi tahun 2024.

Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya sebagian besar penjelajah dunia tidak percaya akan alasan retaknya landasan pacu. Sebab runway yang pecah sebenarnya hampir selalu terjadi setiap tahun. Bahkan pada 2016 sampai mengalami lima kali kerusakan. Namun tidak menghentikan pengiriman logistik kala itu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas