Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Atlet Angkat Besi Gaza Gagal ke Olimpide Paris, Berat Badannya Turun Karena Kelaparan di Pengungsian

Para atlet berharap dapat membuat rakyatnya bangga dan membawa pulang medali Olimpiade pertama bagi Palestina.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Atlet Angkat Besi Gaza Gagal ke Olimpide Paris, Berat Badannya Turun Karena Kelaparan di Pengungsian
Tangkapan layar X
Atlet angkat besi dari Jalur Gaza, bernama Mohammed Hamada, pernah berkompetisi di Olimpiade Jepang 2020 di kelas berat 102 kilogram (225 pon). 

Memang dia berhasil melarikan diri dari Gaza ke Mesir setelah dipaksa meninggalkan rumahnya akibat serangan tentara Israel.

Namun dia kini terjebak di kota paling selatan di wilayah itu, Rafah.

Di sana kurangnya akses terhadap makanan, ditambah dengan kengerian perang lainnya, menyebabkan ia kehilangan sekitar 20 kg atau 40 pon massa tubuhnya.

Berat badan yang berkurang ini tidak memenuhi syarat baginya turun di cabang olahraga angkat besi.

Selain itu, atlet Olimpiade Palestina yang paling terkenal, pelari jarak jauh Majed Abu Maraheel, yang pada tahun 1996 di Atlanta menjadi orang Palestina pertama yang berkompetisi dalam Olimpiade, tewas selama perang di Gaza karena penolakan Israel untuk mengizinkannya menerima perawatan medis yang sangat dibutuhkan.

Genosida yang Sedang Berlangsung di Gaza

Saat ini Israel sedang diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina.

Berita Rekomendasi

Israel telah melancarkan perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.893 warga Palestina telah tewas  dan 89.727 lainnya terluka.

Selain itu, sedikitnya 11.000 orang masih belum diketahui keberadaannya, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Israel mengatakan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober.

Organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas yang terbunuh dan terluka adalah wanita dan anak-anak.

Perang Israel telah mengakibatkan kelaparan akut, terutama di Gaza utara, yang mengakibatkan kematian banyak warga Palestina, kebanyakan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi dipaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir– dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba tahun 1948.

Kemudian dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai berpindah dari selatan ke Gaza tengah dalam upaya mencari keselamatan.

Sumber: Anadolu/PK/AFP

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas