Atlet Angkat Besi Gaza Gagal ke Olimpide Paris, Berat Badannya Turun Karena Kelaparan di Pengungsian
Para atlet berharap dapat membuat rakyatnya bangga dan membawa pulang medali Olimpiade pertama bagi Palestina.
Penulis: Hasanudin Aco
Sementara Layla Al-Masri akan bertanding dalam lari cepat 800 meter Putri.
Dua perenang Palestina juga akan berlaga di Paris.
Mereka adalah Valerie Tarazi, yang akan berlaga di nomor gaya ganti 200 meter putri, dan Yazan al-Bawwab, yang akan berlaga di nomor gaya punggung 100 meter putra.
Tarazi, yang merupakan warga negara Palestina-Amerika yang memiliki saudara di Jalur Gaza, mengatakan bahwa "kami di sini bukan untuk berlaga hanya untuk diri kami sendiri atau untuk mewakili diri kami sendiri secara pribadi".
Terkait perang, ia menekankan bahwa dirinya adalah salah satu warga Palestina paling beruntung yang masih hidup.
Tetapi ia juga merasa rindu untuk berada di Gaza bersama masyarakat dan menyatakan bahwa situasi ini “membebani kami setiap hari.”
Dalam cabang olahraga menembak skeet, Jorge Antonio Salhe yang berusia 49 tahun juga akan mewakili Palestina.
Sementara Fares Badawi yang berusia 27 tahun, dari Tepi Barat yang diduduki, akan mewakili Palestina di Paris.
Dia bertanding dalam kelas berat Judo di bawah 81 kg.
Gagal ke Olimpiade Karena Kelaparan
Sayangnya, atlet Palestina juga telah dirampas kesempatannya untuk berkompetisi dalam olahraga mereka kali ini.
Seorang atlet angkat besi dari Jalur Gaza, bernama Mohammed Hamada, pernah berkompetisi di Olimpiade Jepang 2020 di kelas berat 102 kilogram (225 pon).
Dia mendapatkan medali saat itu.
Namun di Olimpiade Paris 2024 ini dia terpaksa tidak ikut berkompetisi.
#Olimpiade Paris 2024
Halaman ini menampilkan tulisan khusus dengan topik Olimpiade Paris 2024, dapatkan update perkembangan seputar Olimpiade di TribunNews.