Aji Santoso Pusing Lima Pilar Cedera
Persebaya 1927 harus berjuang keras bila ingin menundukkan Jakarta FC dalam laga kandang di Stadion 10 Nopember, Surabaya, Minggu
Penulis: Alie Usman
Editor: Toni Bramantoro
Dengan kondisi seperti itu, pelatih Aji Santoso harus berpikir keras untuk meracik komposisi timnya. Apalagi yang dihadapi adalah Jakarta FC, salah satu tim kuat yang kini menghuni peringkat ke-8 Liga Primer Indonesia (LPI).
Memang, posisi Persebaya 1927 lebih bagus karena berada pada urutan kedua klasemen sementara. Tapi, dengan cederanya sejumlah pemain inti tadi, bukan tidak mungkin mereka akan kesulitan mengatasi perlawanan tim tamu.
Menurut Aji Santoso, pemain yang dipastikan absen adalah Andik Vermansyah dan Jusmadi yang mengalami cedera hamstring, serta Endra Prasetya yang masih menjalani terapi engkel kanan. Endra Prasetya kemarin memang sudah berlatih bersama rekan-rekannya. Mantan pemain Kedaung Setia Indonesia (KSI), klub anggota kompetisi internal Persebaya, itu juga sudah menggunakan sepatu bola. “Tapi, untuk menurunkannya pada pertandingan Minggu, saya rasa tidak akan bisa,” kata Aji, Kamis (7/4).
Untuk itu, Aji Santoso sudah menyiapkan pengganti Endra, yaitu Dhimas Galih Pratama dan Afrianto. Kedua penjaga gawang itu sudah pernah diturunkan pada dua pertandingan sebelumnya. Sejauh ini Dhimas memenuhi kapasitas untuk menggantikan Endra secara permanen.
Sedangkan posisi Andik Vermansah kemungkinan besar bakal diisi Arif Arianto. Gelandang muda ini juga tampil apik dengan mencetak dua gol saat diturunkan sebagai pemain pengganti pada dua pertandingan sebelumnya. “Tapi, akan kami lihat sebelum hari H pertandingan nanti,” kata mantan pelatih Arema, Persik, dan Persisam itu.
Pada bagian lain, Aji menyebut Jakarta FC adalah lawan yang cukup berat. Saat ini, striker Emanuel de Porras menjadi top skor sementara dengan koleksi sembilan gol. “Saya tahu De Porras adalah striker bagus, tapi kami tidak mau terlalu fokus menjaga dia. Sebab, masih banyak pemain lain yang cukup membahayakan,” paparnya.
Karena itu, Aji menginstruksikan John Tarkpor tetap bermain dengan ciri Persebaya 1927 selama ini, yaitu ngotot dan mengandalkan umpan pendek dari kaki ke kaki. Meski Persebaya 1927 sedang dilanda krisis pemain, namun Jakarta FC tetap menganggap tim berjuluk Green Force itu sebagai lawan yang sulit dikalahkan. Direktur Teknik Jakarta FC, Risdianto, mengakui dalam pertandingan nanti timnya berstatus underdog.
"Persebaya 1927 adalah tim yang punya sejarah panjang di kompetisi nasional. Saat ini kualitas pemain lokal dan asingnya sama-sama bagus. Jam terbang mereka tinggi, itu yang membuat permainan Persebaya 1927 selalu enak ditonton," ulas eks striker timnas Indonesia ini.
Manurut Risdianto, untuk mengatasi permainan agresif Persebaya 1927, Hamdi Ramdani dan kawan-kawan harus bermain tenang dan sabar. Kemungkinan menang tetap ada, karena wasit yang bertugas di kompetisi LPI sangat fair. "Beda dengan dulu, di mana tim tamu suka dikerjai wasit. Itu yang membuat mereka kalah sebelum bertanding," tutur Risdianto.
Jakarta FC banyak mendapat pelajaran berharga setelah pekan lalu ditekuk Semarang United 1-0. Banyak menciptakan peluang, nyatanya tim yang bermarkas di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, itu tak berhasil mencetak satu gol pun.
Kurang beruntung? "Tidak juga, karena kenyataanya kami punya banyak peluang kok. Ada yang membentur tiang gawang, ada juga yang melesat di atas mistar. Anak-anak sudah melakukan tendangan atau heading dengan teknik yang benar. Mereka hanya kurang tenang," ujar pria asal Pasuruan itu.
Meladeni Persebaya 1927, Minggu nanti, hal-hal seperti itu tentu tidak boleh terjadi lagi. Risdianto bersyukur, saat ini para pemain Jakarta FC tidak ada yang cedera atau terkena hukuman akumulasi kartu. Tiga pemain asing mereka, Gustavo Hernan Ortiz, Leonardo Moyano, serta Emanuel de Porras siap mengobrak-abrik benteng pertahanan Persebaya 1927. Tuan rumah juga harus waspada dengan Hendra Bayauw dan Cornelius Geddy yang bisa saja mencetak gol dari lini kedua.