TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Laga besar yang ditunggu-tunggu publik sepakbola Indonesia antara Persebaya 1927 lawan Persema pada  15 Mei 2011 di Stadion 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, bakal tak menghadirkan Irfan Bachdim. Ya, bintang Persema itu terkena kartu merah dalam laga Persema lawan Semarang United di Stadion Gajayana, Malang.

Irfan terkena kartu merah pada menit ke-67, dalam laga Minggu (8/5) sore itu. Dengan demikian, praktis kekuatan Laskar Ken Arok, julukan Persema, akan berkurang di barisan serang.

Laga Persema lawan Semarang United sendiri berlangsung cukup menarik. Namun, tim tamu harus menyerah di hadapan Ngalamania, julukan suporter Persema, dengan skor 2-0. Gol pertama Persema dicetak oleh Irfan Bachdim dari titik penalti pada menit ke-9. Sedangkan gol kedua terjadi pada menit ke-21 oleh pemain muda berbakat, Reza Mustofa Ardiasyah.

Kedua tim sebenarnya bermain cukup impresif pada menit-menit awal. Semarang United yang diarsiteki Edy Paryono cukup membuat repot barisan pertahanan yang dikomandani Bima Sakti dan kawan-kawan.  Sedangkan pasukan Timo Scheunemann mengandalkan barisan serang yang terdiri dari Han Sang Min dan Irfan Bachdim.

Sejak menit awal, pemain Persema langsung melakukan serangan ke jantung pertahanan Semarang United. Namun, masih bisa diatasi oleh pemain belakang Semarang United yang digalang Ikwan Wicaksono, Ari Noviga,  dan Iwan Hari Wahyudi.

Pada menit ke-8, Quintieri Raffael berhasil melakukan tendangan berbahaya. Namun, masih melenceng tipis di atas mistar gawang Persema. Tak lama berselang, serangan dilakukan pemain Persema. Tragisnya, Ikwan Wicaksono, pemain belakang Semarang United, membuat kesalahan fatal. Tepat pada menit ke-9, Ikwan Wicaksono menjatuhkan Reza Mustafa di dalam kotak terlarang. Akhirnya, Markus Wagner, wasit yang memimpin pertandingan itu, memberikan kartu kuning pada Ikwan dan menunjuk titik penalti.

Dipercaya sebagai eksekutor adalah Irfan Bachdim. Dan, kesempatan itu tak disia-siakan oleh Irfan untuk memenangkan timnya. Kedudukan 1-0 untuk Persema.

Pertandingan terus berlangsung seru. Pada menit ke 18, Ahmad Fais melakukan pelanggaran dengan mengganjal Han Sang Min dari belakang. Tanpa pikir panjang, wasit langsung mengeluarkan kartu kuning untuk Ahmad Fais.

Suasana hujan kartu, sekaligus hujan air, yang membasahi Stadion Gajayana tak membuat pemain Persema lembek melakukan serangan. Pada menit ke-20, terjadi tendangan pojok yang dipercayakan kepada M. Kamri. Dengan sundulan, Reza Mustofa memperbesar kemenangan. 2-0 untuk Persema.

Tak sedikit pemain Semarang United yang diganjar kartu kuning. Setelah menimpa Ahmad Fais, juga menimpa Amarildo Souza, kapten Semarang United. Selang beberapa menit kemudian, tepatnya menit ke-37, Komang Mariawan juga mendapat hadiah kartu kuning dari wasit asal Jerman itu.

Sedangkan pada babak kedua, pemain Semarang United yang kena kartu kuning adalah Widianto menit ke-73. Sedangkan kartu kuning untuk Persema diraih Han Sang Min menit ke-61.

Pada menit ke-67 petaka bagi Persema. Pemain pilarnya Irfan Bachdim diganjar kartu merah oleh wasit Markus. Irfan melakukan tackling keras kepada salah satu pemain Semarang United. Wasit tanpa ampun langsung mengeluarkan kartu merah.

Edy Paryono menilai, selama 90 menit pertandingan anak asuhnya tidak bisa memanfaatkan peluang. "Saya akui pertahanan Persema solid, meski mereka bermain 10 orang," ujar pelatih Semarang United itu. Edy melihat koordinasi antarlini pemainnya masih kurang tajam, sehingga mudah dipatahkan oleh pemain Laskar Ken Arok.

Sedangkan Timo Scheunemann mengatakan, Persema dan Semarang United sama-sama dirugikan dengan keputusan wasit Markus Wagner. Pasalnya, selain Irfan Bachdim diganjar kartu merah dan Han Sang Min kena kartu kuning, lima pemain Semarang United juga kena kartu kuning.  

"Saya kira, wasit terlalu cepat mengambil keputusan," ungkap pelatih Persema asal Jerman itu. Namun, dia menyadari keputusan pengadil di lapangan itu.

Timo juga berucap terima kasih kepada para pemainnya yang telah bekerja keras. Tak lupa ia memberi catatan khusus kepada Reza Mustofa dan M. Kamri. Menurut pelatih yang juga menjadi pengajar di Wesley International School itu, keduanya telah memberi bukti bahwa mereka pantas masuk timnas.

"Dan, untung saja pemain kami solid sehingga meski tidak ada Irfan, gawang kami tidak kebobolan sampai menit terakhir," kata Timo.