TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Turkmenistan bagi Indonesia sebenarnya bukanlah lawan yang akrab bila dibandingkan dengan lawan-lawan di benua Asia lainnya. Tapi itu tak berarti kedua tim tidak memiliki sejarah berduel.

Kedua negara pernah saling jumpa di ajang Pra-Kualifikasi Piala Dunia 2004. Saat itu tim Merah Putih menang dengan skor cukup mencolok 3-1 di pertandingan leg pertama yang berlangsung di Indonesia.

Namun, Indonesia kemudian kalah dengan skor yang sama saat melakoni laga leg kedua di kandang Turkmenistan. Pertemuan paling mutakhir kedua negara terjadi tahun ini di level timnas yunior usia 23 tahun.

Garuda muda berhadapan dengan Turkmenistan pada babak kualifikasi Olimpiade beberapa bulan lalu di Palembang dan Ashgabat. Dalam dua pertemuan, Indonesia dipaksa menelan kekalahan 3-1 dan 1-0.

"Kami sebenarnya cukup mengenal kekuatan Turkmenistan, untuk itu kami harus tetap menjaga optimisme kami agar bisa memenangkan pertandingan ini," kata gelandang serang Indonesia Oktovianus Maniani.

Namun yang harus diwaspadai adalah ketidakasingan Turkmenistan dengan gaya permainan negara-negara Asia Tenggara yang mengandalkan kelincahan dan kecepatan. Di Asian Games tahun lalu, mereka menghadapi Vietnam dan Thailand.

Berhasil menggilas Vietnam 6-2, Turkmenistan mampu menyulitkan Thailand di babak 16 besar sebelum kalah lewat gol tunggal Kirati Keawsombut melalui perpanjangan waktu. Setelah itu, Turkmenistan, yang diperkuat beberapa pemain skuad Asian Games serta kualifikasi Olimpiade, mengikuti kualifikasi AFC Challenge Cup di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di Malaysia, Turkmenistan berhasil melaju ke putaran final tahun depan dengan rekor tak terkalahkan. Pakistan dan Cina Taipei mampu dikalahkan 3-0 dan 2-0, sementara pada laga terakhir yang sudah tidak menentukan, tim cadangan Turkmenistan bermain imbang 1-1 melawan India. Di Turnamen ini Turkmenistan menurunkan skuad senior yang akan menghadapi Indonesia.(*)