Pramono: Kalau Pulang Duluan, Lebih Baik SBY Tidak Datang
Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan tribun penonton kala menyaksikan duel Timnas Indonesia
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninggalkan tribun penonton kala menyaksikan duel Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam kualifikasi prapiala dunia semalam tak perlu terjadi. Apalagi alasannya pergi karena penonton menyalakan petasan.
Pandangan tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Politisi PDI Perjuangan ini menilai petasan penonton luar negeri lebih dahsyat kendati dilarang FIFA. Bahkan negara sekaliber Argentina, dan Brazil, penontonnya masih menyalakan petasan.
"Kalau saya pribadi alangkah baiknya ditungguin untuk (Presiden SBY) memberikan suport dan semangat. Kalau enggak jangan datang sekalian," ujar Pramono kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/9/2011). Usai tertinggal dua gol, penonton mulai menyalakan petasan.
Meledaknya petasan dari tribun penonton sempat membuat Komisi Pertandingan dari AFC menghentikan pertandingan 15 menit. Saat suasana senyap, SBY beserta rombongannya meninggalkan tribun VVIP. Yang bertahan hanya Menteri Pemuda Olahraga Andi Mallarangeng.
Dikatakan Pramono, kendati kalah, dan SBY tetap duduk manis menyaksikan laga berakhir, sampai pluit wasit dibunyikan, pemain Timnas yang dikapteni Bambang Pamungkas, akan tetap bangga. Artinya, kata Pramono, Presiden SBY tetap memperhatikan perjuangan timnas di atas lapangan hijau.
Masuknya petasan yang dibawa penonton, bukan sepenuhnya kesalahan aparat keamanan. Kata Pramono, tak mungkin mereka memeriksa semua penonton. "Era demokratisasi, beri kepercayaan penonton ekspresikan dirinya. Kalau sampai ada petasan di lapangan, tak perlu disalahkan petugas," katanya.