Soal Sanksi Pemain ISL, Rita Subowo Tak Mau Komentar Dulu
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo prihatin dengan situasi konflik sepakbola
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo prihatin dengan situasi konflik sepakbola yang terjadi di Indonesia.
Dia meminta kepada PSSI dan KPSI untuk menahan diri sampai menunggu arahan dari FIFA dan AFC untuk menyelesaikan konflik sepakbola.
PSSI membuat keputusan untuk memberikan sanksi kepada sejumlah 22 pemain yang tidak memberikan keterangan di dalam memenuhi panggilan mengikuti pelatnas timnas Pra Piala Asia 2015.
Kemudian organisasi pimpinan Djohar Arifin Husin itu juga memberikan sanksi kepada 42 klub, 15 klub ISL dan 27 klub Divisi Utama yang tidak menggunakan kesempatan untuk kembali berada di bawah yurisdiksi PSSI.
“Saya tidak komentar dulu kalau soal sanksi, biar itu menjadi urusan internal mereka. Saya hanya prihatin dengan situasi yang ada,”ujarnya ditemui di Kantor KOI, FX Sudirman, Jakarta, Rabu (23/1/2013).
“Sekarang kita semua berbenah untuk bisa melaksanakan empat item yang dituangkan di dalam MOU yang diamanatkan oleh AFC untuk bisa diselesaikan. Kalau bisa kita semua menahan diri dan menunggu arahan dari FIFA,”
Rita Subowo menjelaskan, empat item yang dituangkan di dalam MOU yang disepakati antara PSSI dan KPSI di Kuala Lumpur, Malaysia, Juni 2012 yaitu, pengembalian empat exco, unifikasi liga, revisi statuta, dan kongres.
"Pengembalian empat exco harus tanpa syarat dan segera. Unifikasi liga pada tahun 2014 dan itu sudah diberikan jalannya. Kemudian statua harus direvisi, karena statuta ini yang akan dipakai untuk kongres-kongres selanjutnya,"tuturnya.