Halim Mahfudz: Soal Voter, La Nyalla dkk Harus Patuhi KLB Palangkaraya
Akan tetapi, ada satu hal yang masih mengganjal di benak Halim.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - La Nyala Matalitti, Tony Apriliani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan selaku empat anggota komite eksekutif (exco) yang sempat dipecat akhirnya kembali ke PSSI, Jumat (22/2).
Ketua Umum dan Sekjen PSSI, Djohar Arifin serta Halim Mahfudz pun senang La Nyala cs bisa kembali mengurusi persepakbolaan Indonesia tanpa harus membela panji KPSI.
Akan tetapi, ada satu hal yang masih mengganjal di benak Halim. Menurutnya, jika sudah kembali bergabung dengan PSSI, La Nyala cs juga harus mematuhi aturan yang sudah ada.
"Pengembalian empat exco adalah hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Palangkaraya. Hasil KLB itu juga menyangkut revisi statuta, unifikasi liga, dan kongres. Keputusan kongres tidak bisa diambil satu saja. Kalau mau masuk lagi ke PSSI, yang lain juga harus diterima. Jangan ambil keputusan yang dianggap menguntungkan saja," kata Halim saat ditemui di depan Kantor PSSI, Jumat (22/2).
Halim juga menyebut bahwa La Nyala cs harus mematuhi aturan KLB Palangkaraya terkait pemilik suara kongres. Menurutnya, jika akan menggelar kongres pada 17 Maret mendatang, keempat exco harus mematuhi aturan dengan tak serta merta menjadikan voters KLB Solo sebagai pemilik suara sah.
"Voters solo? Semuanya ada aturan. Peserta kongres harus diverifikasi terlebih dahulu. Di statuta, peraturan soal voters bahkan sangat tegas. Yakni kompetisi berjalan. Sungguh tidak adil jika mereka (klub) sudah ikut kompetisi tapi tidak menjadi voters kongres. Kalau mau, kita undang AFC untuk verifikasi bersama-sama. Jadi tidak ada yang ditutup-tutupi," tutup Halim.