Tampil di Piala Konfederasi, Tahiti Andalkan Pemain Amatir
Sebelum Piala Konfederasi 2013, orang-orang lebih mengenal Tahiti sebagai salah satu tujuan wisata di Samudera Pasifik
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Sebelum Piala Konfederasi 2013, orang-orang lebih mengenal Tahiti sebagai salah satu tujuan wisata di Samudera Pasifik ketimbang sebagai negara sepakbola. Kini, tim yang mayoritas diperkuat para pemain amatir ini memulai debut penampilan di Piala Konfederasi.
Keberadaan Tahiti sebagai salah satu kontestan Piala Konfederasi ini seakan tenggelam dengan gemerlapnya para pemain bintang yang dihuni skuat Brasil, Spanyol, Italia, Meksiko dan Jepang.
"Bagi para pemain amatir ini adalah sebuah mimpi bisa berhadapan dengan para pemain terbaik dunia. Tapi bagi kami itu adalah sebuah tantangan, kami akan menghadapi laga perdana dengan kerja keras," kata penyerang Tahiti Steevy Chong Hue.
Tahiti akan melakoni laga perdana melawan jawara dari Benua Afrika, Nigeria, Selasa (18/6/2-13) dini hari nanti. Tahiti berada di babak penyisihan Grup B bersama dengan Nigeria, Spanyol, dan Uruguay.
Kekuatan Tahiti di turnamen ini sangat dipengaruhi Perancis, seperti striker veteran Mahama Vahirua yang berpengalaman di Ligue 1. Saat menjuarai Piala Oceania tahun lalu, Tahiti mengandalkan kekokohan lini belakang dengan formasi 4-4-2.
Keberhasilan itu bukan sebuah kebetulan karena tim U-20 mereka lebih dahulu mengukir sejarah dengan tampil di Piala Dunia U-20 2009. Prestasi itu setidaknya jadi motivasi besar buat negara kepulauan ini untuk berkiprah di Piala Konfederasi.
Nigeria, lawan Tahiti di pertandingan perdana nanti, adalah tim yang paling akhir merebut tiket Piala Konfederasi melalui jalur juara Piala Afrika yang digelar awal tahun ini. Ini penampilan kedua Nigeria di ajang serupa setelah 1995.
The Eagles membawa serta para pemain yang membawa mereka berjaya di Piala Afrika, antara lain seperti dua pemain Chelsea, John Obi Mikel dan Victor Moses. Sayangnya, persiapan tim terganggu protes pemain terhadap bonus sehingga mereka mengancam mogok.
Di sini lah tugas pelatih Stephen Keshi sebagai figur yang dihormati pelatih maupun pengurus federasi untuk menjadi mediator sehingga kampanye Nigeria di Brasil tak terganggu.(Tribunnews.com/cen)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.