Djohar: Kalau Tak Mampu Menggaji Pemain Tak Usah Ikut Kompetisi
Sekretaris Jenderal PSSI Hadiyandra meminta agar klub peserta kompetisi Liga Indonesia mengukur diri.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Eko Priyono
TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal PSSI Hadiyandra meminta agar klub peserta kompetisi Liga Indonesia mengukur diri. Di era sepak bola industri, tuntutan kemandirian dalam menghidupi klub menjadi syarat mutlak untuk mempertahankan eksistensi. Demikian saran Hadiyandra terkait kasus tunggakan 10 bulan gaji pemain PSMS Medan Divisi Utama versi PT. Liga Indonesia (PT LI).
"Kalau persoalan gaji saya berharap Ketua Umum PSMS Indra Sakti Harahap tidak memutus komunikasi. Karena komunikasi itu kunci meredam kemudian menyelesaikan masalah. Ini persoalan serius yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Hadiyandra kepada Berita Kota Super Ball (Tribunnews.com Network) di Kantor PSSI, Komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Sebenarnya ini masalah klasik. Semua klub melabeli profesional tetapi pada kenyataannya belum. Mungkin hanya Persib tim yang finansialnya sehat. Menurut saya lebih baik klub berhitung benar untuk mengikuti kompetisi," tambah Hadiyandra.
Menurut Hadiyandra, lebih baik sedikit tim yang berkompetisi namun bisa mengikuti hingga akhir. Saat ini Liga Super Indonesia diikuti 18 tim. Sedangkan 16 klub menjadi peserta Liga Primer Indonesia (LPI) yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Jumlah ini belum termasuk peserta Divisi Utama, satu level di bawah kompetisi teratas.
Ini bukan kasus pertama keterlambatan gaji. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menyebut pihak pengelola liga -LI dan LPIS- berkoordinasi dengan klub peserta sebelum memulai musim kompetisi baru.
"Klub-klub kalau nggak mampu tidak usah memaksakan diri. Ini pengurus klub banyak yang menggadaikan rumah untuk membayar gaji. Ini sudah tidak sehat. Harus ada perhitungan jitu untuk mencegah persoalan sama terulang kembali," tegas Djohar.
Keterlambatan gaji sempat memakan korban. Akhir tahun lalu, pesepak bola asal Paraguay Diego Antonio Mendieta meninggal dunia karena minim dana untuk pengobatan diri.