Didemo Warga Brasil, FIFA: Piala Konfederasi Jalan Terus!
Piala Konfederasi 2013 di Brasil terancam terhenti di tengah jalan menyusul demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah di Negeri Samba
Penulis: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM – Piala Konfederasi 2013 di Brasil terancam terhenti di tengah jalan menyusul demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah di Negeri Samba, namun FIFA sebagai federasi sepakbola dunia sekaligus pemrakarsa turnamen berkeras akan melanjutkan ajang pemanasan Piala Dunia ini.
FIFA menegaskan pihaknya sama sekali tidak berniat untuk menghentikan Piala Konfederasi 2013 yang tengah berlangsung di Brasil, terlepas dari protes besar-besaran anti-pemerintah yang dilakukan warga setempat.
"Kami mendukung dan menghargai kebebasan berpendapat dan demonstrasi yang dilakukan secara damai dan mengecam segala bentuk kekerasan. Tapi baik FIFA, Panitia Pelaksana Lokal, maupun Pemerintah Federal tidak pernah mendiskusikan atau mempertimbangkan untuk membatalkan Piala Konfederasi maupun Piala Dunia," demikian pernyataan resmi FIFA, Sabtu (22/6/2013).
Sebanyak lebih dari satu juta warga Brasil turun ke jalan dalam sepekan terakhir. Mereka memprotes tindakan pemerintah yang dianggap telah menghamburkan banyak uang untuk menghelat tiga turnamen besar, yaitu Piala Konfederasi 2013, Piala Dunia 2014, dan Olimpiade 2016. Padahal, uang itu bisa digunakan untuk memperbaiki sistem kesehatan dan pendidikan.
Meski sempat tercuat kekhawatiran bahwa gelaran Piala Konfederasi akan dihentikan, namun FIFA berkeras tidak ingin menghentikan turnamen lebih awal. FIFA juga menegaskan bahwa, meskipun mereka memahami aksi protes warga, hal ini tidak akan mengganggu pelaksanaan Piala Dunia 2014 mendatang.
"Kami terus berhubungan dengan seluruh pemegang saham, juga semua tim yang terlibat, dan memberikan informasi kepada mereka terkait keputusan kami. Kami belum menerima permintaan dari tim manapun untuk meninggalkan Brasil," tambah FIFA.
Sementara itu Presiden Brasil Dilma Rousseff akhirnya mengeluarkan pernyataan menyikapi aksi para demonstran. Dalam siaran TV prime-time dia menegaskan demonstrasi damai adalah bagian dari demokrasi yang kuat tapi kekerasan tidak bisa ditoleransi.
Dia berjanji untuk meningkatkan pelayanan publik dan mengadakan dialog dengan para pemimpin demonstrasi. Tapi itu masih belum jelas persis siapa yang bisa mewakili kelompok besar dan desentralisasi demonstran turun ke jalanan tersebut.
"Aku akan bertemu dengan para pemimpin protes dengan damai, saya ingin lembaga yang lebih transparan, lebih tahan terhadap kesalahan. Ini tentang kewarganegaraan dan bukan kekuasaan ekonomi yang harus didengar dulu," kata Roussef.
Rousseff mengatakan pemerintahannya akan membuat rencana nasional untuk transportasi umum. Pemimpin yang juga mantan pemberontak Marxis yang berjuang melawan rezim militer Brasil 1964-1985 dan dipenjara selama tiga tahun dan disiksa oleh junta, mengaku sangat faham dengan jeritan rakyatnya.
"Generasi saya adalah generasi yang setiap harinya selalu bertengkar, jadi suara jalanan bisa kami dengar. Banyak dari kami yang dianiaya, disiksa, dan banyak yang meninggal untuk ini. Suara jalan harus didengar dan dihormati dan tidak boleh bingung dengan kebisingan dan kekasaran serta beberapa tindakan onar," pungkas sang pemimpin negara.(Tribunnews.com/cen)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.