Tak Mau Dipolitisasi, Maradona Batalkan Sejumlah Acara
Keberadaan legenda sepak bola asal Argentina, Diego Armando Maradona di Indonesia menimbulkan masalah.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM – Keberadaan legenda sepak bola asal Argentina, Diego Armando Maradona di Indonesia menimbulkan masalah. Sekelompok orang memanfaatkan kehadiran “Si Tangan Tuhan” untuk menjadi alat politik.
“Ini (Keberadaan Maradona di Indonesia) jelas-jelas mengarah kepada politik,” kata Ketua Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI), Eddy Sofyan ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Semula Maradona dijadwalkan untuk mengadakan kegiatan coaching clinic, gala dinner, tango football, dan seminar sepak bola di Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Namun di Kota Makassar, Maradona dipolitisi sebagai alat politik memilih salah satu pasang calon Walikota. Calon walikota itu adalah Irman Yasin Limpo, adik Gubernur Sulsel Syahrul Yasim Limpo.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Publikasi dan Dokumentasi, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) RB Budi Surjono membawa beberapa surat kabar yang menjadi alat bukti bahwa Diego Maradona dijadikan alat politik.
“Terlihat jelas ada 7-8 surat kabar tentang Maradona dan pemilihan salah satu pasang calon. Maradona menyampaikan kepada kita bahwa dia datang ke Indonesia bukan untuk dipolitisir pada kekuatan politik, tetapi murni bagaimana rakyat Indonesia termotivasi menjadi pesepak bola,” ujarnya.
Semula Maradona dijadwalkan mengunjungi Makassar pada Selasa 2 Juli mendatang, namun kegiatan Maradona di sana dipastikan batal.