Yordania Dihantui Cedera dan Kartu Kuning
Yordania bermimpi bisa lolos ke putaran final untuk kali pertama dalam sejarah sepak bola mereka.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Banyaknya pemain cedera dan pemain yang harus suspended menjadi persoalan tersendiri bagi Yordania saat menghadapi Uruguay.
Meski demikian, Yordania tidak berhenti bermimpi sebelum menjalani laga dua leg tersebut. Yordania bermimpi bisa lolos ke putaran final untuk kali pertama dalam sejarah sepak bola mereka.
Semula tidak ada yang menyangka Yordania bakal melaju ke babak play-off. Seusai dibantai Jepang di kualifikasi Grup B Zona Asia, Yordania bangkit dan menghajar Australia dengan skor 4-0. Setelah itu skuad Hossan Hassam ini menyingkirkan Uzbekistan dengan skor 8-9 melalui adu penalti setelah kedudukan imbang 1-1 tidak berubah hingga 120 menit.
Sayangnya Yordania tidak bisa menurunkan kiper utama Amer Shafi. Pahlawan dalam adu penalti melawan Uzbekistan itu harus suspended, sementara gelandang sekaligus kapten yang sangat berpengaruh terhadap tim, Amer Deeb, juga absen. Hassam kini tengah menunggu kabar baik dari gelandang serang Hasan Abdul Fattah yang masih dibalut cedera. Namun dua bek Mohammad Al-Dmeiri dan Anas Bani Yaseen sudah bisa diturunkan.
Sejauh ini Yordania belum pernah lolos ke putaran final Piala Dunia. Di level Asia pun prestasi tertinggi mereka adalah masuk delapan besar. Melawan tim sebesar Uruguay pun menjadi kesempatan besar bagi Yordania untuk mencuri perhatian dunia sepak bola.
"Senjata utama kami adalah motivasi yang sangat besar untuk mengalahkan Uruguay, yang pernah menjadi juara dunia, dan salah satu tim terbaik dunia. Semuan pemain yang dipilih pelatih sudah siap menumpahkan darah terakhir di lapangan. Kami punya rasa percaya diri karena tidak ada sesuatu yang mustahil di sepak bola," kata sayap Yordania Abdullah Deeb Salim.
"Mimpi harus diwujudkan dan kami sudah memiliki mimpi indah," timpal geladang Yordania Baha Suleiman.
Sementara itu pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengatakan, timnya bukanlah favorit.
"Laga bakal berlangsung sengit. Kami serius mempelajari kekuatan Yordania dan siapa pun yang berpikir Yordania sama dengan Tahiti, ia salah besar," kata Tabarez merujuk kemenangan timnya 8-0 atas Tahiti di Piala Konfederasi Juni lalu.
Selengkapnya baca edisi cetak Berita Kota Super Ball, Rabu (13/11/2013)