Islam Slimani dan Kawan-kawan Diharapkan Bisa Tampil Seperti Menang Lawan Korsel
Pada dasarnya, tipikal permainan Aljazair adalah menyerang
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, RIO DE JANEIRO - Pada dasarnya, tipikal permainan Aljazair adalah menyerang. Skuat arahan Vahid Halilhodzic menorehkan 16 gol di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Afrika guna mendapat tiket ke Brasil. Mereka juga mencetak tujuh gol di tiga laga persahabatan tahun ini.
Akan tetapi, Halilhodzic menginstruksikan anak asuhnya agar fokus di pertahanan saat bersua Belgia di putaran I fase Grup H pekan lalu. Nyatanya, Aljazair menyerah 1-2.
Tidak ingin mengulangi kesalahan, pelatih asal Bosnia-Herzegovina itu meminta Islam Slimani dkk. kembali ke karakter asli mereka ketika menghadapi Korea Selatan, Minggu (22/6). Tak tanggung-tanggung, Si Hijau melumat semifinalis PD 2002 itu dengan skor 4-2. Menyerang tampaknya menjadi pertahanan terbaik bagi Aljazair.
Penampilan sempurna Aljazair terlihat di babak I. Permainan superofensif mereka memaksa Korsel tidak bisa melepaskan satu tembakan pun!
Bukan hanya itu, tiga gol sukses diceploskan ke jala kiper Jung Sung-ryong. Slimani membuka keunggulan pada menit ke-26, sebelum digandakan oleh Rafik Hallivhe dua menit kemudian. Abdelmoumene Djabou menyempurnakan pesta gol Aljazair di menit ke-38.
Babak kedua berjalan lebih sulit bagi Aljazair ketika juru taktik Korsel, Hong Myung-bo, mengubah strategi lebih agresif. Pola 4-2-3-1 Korsel di 45 menit sebelumnya berubah menjadi 4-2-4.
Hasilnya, penyerang Son Heung-min memperkecil kedudukan menjadi 1-3 pada menit ke-50. Namun, 12 menit kemudian, Yacine Brahimi menjauhkan timnya dari kejaran Negeri Ginseng lewat golnya pada menit ke-62.
Meski kembali mengukir gol kedua di menit ke-72 lewat gol Koo Ja-Cheol, Korsel tak berdaya mengejar defisit dua gol.
Bagi Aljazair, kemenangan ini terasa heroik. Raihan positif itu merupakan yang pertama bagi mereka sejak menekuk Cili di PD 1982!
Selain itu, The Desert Warrior menulis nama mereka di buku sejarah sebagai tim Afrika pertama yang sanggup mencetak empat gol atau lebih di satu pertandingan PD.
“Kemenangan ini adalah jawaban dari kritikan tajam atas performa kami kontra Belgia. Tim saya memperlihatkan penampilan heroik. Hasil ini saya dedikasikan kepada semua fan yang sudah menantikan momen ini selama 32 tahun,” ucap Halilhodzic, seperti diwartakan FourFourTwo.