Vahid Halilhodzic Jadikan Kemenangan Aljazair Tahun 1982 sebagai Inspirasi
Aljazair membuat kejutan di Piala Dunia Spanyol 32 tahun silam, ketika mengalahkan Jerman Barat pada laga pembuka penyisihan grup.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Tim Nasional Aljazair Vahid Halilhodzic ingin menjadikan kemenangan 2-1 Aljazair atas Jerman Barat pada penyisihan grup Piala Dunia 1982 sebagai inspirasi menghadapi laga perdelapan final di Beira Rio, Porto Alegre, Selasa (1/7/2014).
Aljazair membuat kejutan di Piala Dunia Spanyol 32 tahun silam, ketika mengalahkan Jerman Barat pada laga pembuka penyisihan grup. Walaupun pada akhirnya pasukan Serigala Afrika gagal melaju ke perdelapanfinal, kemenangan itu membuka mata dunia akan kekuatan Aljazair.
Pada Piala Dunia Brasil kali ini, Aljazair kembali membuat kejutan dengan meloloskan diri ke babak 16 besar untuk pertama kali dalam sejarah mereka. Tim asuhan Halilhodzic menjadi tim Afrika kedua selain Nigeria yang melaju ke perdelapanfinal.
"Di Piala Dunia apa pun bisa terjadi. Lihat saja Spanyol, Inggris, Italia dan Portugal yang sudah pulang lebih dulu. Jerman juga bukan tak mungkin tim yang tidak bisa dikalahkan. Kami bicara tentang Piala Dunia 1982, ketika Aljazair mengalahkan Jerman. Jadi, kenapa tidak sekarang?" ujar Halilhodzic.
Menurut pelatih berkebangsaan Bosnia Herzegovina itu, jika dibandingkan dengan tim raksasa seperti Jerman, peluang Aljazair untuk memenangkan laga memang kecil. Akan tetapi, dia percaya selalu ada peluang bagi tim yang bekerja keras untuk memberikan yang terbaik.
"Bagi orang Aljazair, mereka sudah memenangkan Piala Dunia. Kami tim paling kecil tapi memiliki penyerang terbaik. Kami cukup percaya diri, jika kami cukup bekerja keras, kami akan memetik hasilnya," ujar mantan striker Paris Saint Germain itu.
Sementara itu, Pelatih Timnas Jerman Joachim Loew justru tak mau larut pada romantisme kenangan Piala Dunia 1982. Pasukan Panser bertekad untuk fokus pada laga knock out ini.
"Kami melihat bagaimana Aljazair bermain dan kami tahu mereka tim yang kompak, memiliki daya jelajah yang luas, dan sangat agresif. Mereka bisa bertahan dengan baik, dan tetap bisa menyerang. Dukungan fansnya juga sangat besar. Jadi, kami sadar akan melawan tim yang tangguh. Tak ada cara lain, kecuali fokus dan waspada," ujarnya.
Baca di Koran Super Ball, Senin (30/6/2014)