Momok Penalti untuk Belanda
Belanda menghadapi dua kali tendangan penalti selama berlangsungnya Piala Dunia 2014
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Belanda menghadapi dua kali tendangan penalti selama berlangsungnya Piala Dunia 2014. Di kesempatan pertama, tim berjuluk De Oranje, berhasil menyingkirkan Kosta Rika dengan skor 4-3 dalam pertandingan perempatfinal.
Namun, di kesempatan kedua, pelatih Louis van Gaal, gagal memanfaatkan kesempatan ketika bertemu Argentina di semifinal. La Albiceleste memastikan tiket ke final setelah menang 2-4 di Arena Corinthians, Kamis (10/7/2014) dinihari.
Pertandingan diselesaikan melalui tendangan penalti karena kedua negara bermain imbang tanpa gol selama waktu normal 2X45 menit dan di babak perpanjangan waktu kedudukan imbang 0-0 pun tak berubah.
Tim Krul, yang menjadi pahlawan kemenangan di laga perempatfinal dengan melakukan dua kali penyelamatan kali ini tidak dimainkan karena Van Gaal telah menggunakan maksimal tiga pemain pengganti.
Pergantian terakhir adalah memasukkan Klaas Jan Huntelaar menggantikan Robin van Persie. Pergantian penyerang tersebut dilakukan pelatih berusia 62 tahun tersebut karena penyerang Manchester United itu mempunyai masalah di kakinya.
Akhirnya, penjaga gawang utama, Jasper Cillessen tetap berada di lapangan. Namun, kiper Ajax Amsterdam tersebut mempunyai catatan buruk dalam menghadapi tendangan penalti, di mana dia gagal menghentikan 13 penalti selama karier profesional.
“Jika saya mempunyai peluang menggantikan Jasper, saya sudah melakukannya. Tetapi, saya sudah memasukkan tiga pemain cadangan jadi tidak memungkinkan lagi,” tutur Louis van Gaal seperti dilansir reuters.
“Saya menilai itu kerugian karena Robin Van Persie ditarik ke luar karena menderita masalah di kakinya. Perasaan saya ketika itu, Klaas-Jan Huntelaar akan mencetak gol,”.
Persoalan yang dihadapi bukan hanya tidak adanya penjaga gawang tangguh, namun masalah lainnya adalah tidak adanya pemain yang mau mengambil tendangan penalti pertama, sebelum akhirnya, Van Gaal memilih ben Ron Vlaar.
“Saya berbicara kepada kedua pemain untuk mengambil tendangan pertama sebelum memutuskan Vlaar. Saya memilih dia karena pemain terbaik dan saya merasa dia punya kepercayaan diri,” ujar Van Gaal.
Sayang, bek Aston Villa tersebut tak berhasil memasukkan bola karena diantisipasi penjaga gawang Argentina, Sergio Romero. Namun, pelatih berusia 62 tahun tak menyalahkan sang pemain. “Tidak mudah menendang penalti, semua orang tahu itu,” katanya.
Arjen Robben dan Dirk Kuyt berhasil memasukkan bola ke gawang, tetapi tendangan gelandang Wesley Sniejder kembali mampu dibaca penjaga gawang Sampdoria tersebut. Sementara, keempat penendang Argentina berhasil mengeksekusi bola dengan baik.
Penjaga gawang Argentina, Sergio Romero, dipilih sebagai man of the match di penghujung laga setelah menyelamatkan dua dari empat tendangan penalti Belanda. Pemain ini sangat dikenal Louis Van Gaal.
Sang Meneer membawa Romero ke AZ Alkmaar pada 2007 ketika menjadi pelatih dan dia mengklaim sebagai orang yang mengajarkan penjaga gawang berusia 27 tahun tersebut tendangan penalti. Tentu saja, bagi Van Gaal ini menyakitkan.
“Tendangan adu penalti adalah keberuntungan. Tentu saja, saya mengajarkan bagaimana Romero menghentikan tendangan penalti. Ini menyakitkan,” kata pria yang seusai turnamen Piala Dunia 2014 akan menangani klub Manchester United.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.