Maria Dolores Hampir Gugurkan Ronaldo
Ibunda Cristiano Ronaldo, Maria Dolores dos Santos Aveiro, pasti sangat bangga memiliki putra yang sangat berbakat dan terkenal.
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Ibunda Cristiano Ronaldo, Maria Dolores dos Santos Aveiro, pasti sangat bangga memiliki putra yang sangat berbakat dan terkenal. Pasalnya, Ronaldo telah mengangkat derajat keluarganya sehingga mereka kini menjadi orang kaya.
Namun, jika melihat kembali peristiwa 29 tahun silam, Dolores Aveiro pasti sangat menyesal karena hampir membunuh Ronaldo. Mengapa? Karena sang ibunda yang pekerjaannya tukang masak, ternyata pernah ingin mengabosi janin hasil perkawinannya dengan Jose Dinis Aveiro, seorang tukang kebun.
Itu terungkap dari autobiografi yang diluncurkan di Portugal, Jumat (18/7) kemarin. Beruntung, keinginan Dolorez Aveiro ini tak terwujud lantaran dokter menolak untuk memenuhi keinginannya.
Dalam kegalauannya setelah pulang ke rumah, Dolores Aveiro berusaha dengan caranya sendiri untuk menggugurkan kandungan. Dia banyak minum bir hangat dan melakukan latihan berat.
"Saya ingin melakukan aborsi tetapi dokter tidak mendukung keputusanku," tulis ibunda Ronaldo, seperti dikutip dari Daily Star.
Ternyata usaha Dolores Aveiro untuk menggugurkan kandungan gagal. Pada 5 Februari 1985 di Santo Antonio, lahirlah bayi laki-laki yang diberi nama Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, yang kemudian bertumbuh menjadi seorang pesohor dunia di ajang sepak bola.
Seiring perjalanan waktu, Ronaldo pun mengetahui kisah kelam yang nyaris merenggut nyawanya saat masih di dalam kandungan. "Dia mengatakan kepadaku ketika mengetahui hal itu, 'Lihatlah ibu, anda ingin menggugurkan saya dan sekarang saya adalah sumber penghasilan di rumah'," ujar Dolores Aveiro.
Ronaldo kini tercatat sebagai salah satu pemain dengan gaji tertinggi di dunia. Pemain yang dibeli Real Madrid dari Manchester United dengan harga 80 juta poundsterling (sekitar Rp 1,586 triliun) pada tahun 2009 ini menerima bayaran 21 juta euro (sekitar Rp 329,743 miliar) per tahun atau sekitar Rp 27,5 miliar per bulan, setelah dipotong pajak.