Roberto Mancini Belum Jatuh ke Dalam Perangkap Pemecatan
Siapa pun yang ingin melihat Roberto Mancini segera dipecat harus menunggu lebih lama
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MILAN - Siapa pun yang ingin melihat Roberto Mancini segera dipecat harus menunggu lebih lama. Pelatih Inter ini membuktikan kecanggihan taktiknya saat membawa I Nerazzurri menang 1-0 atas Roma, Rabu (20/9).
“Schema piu prudente (skema bijaksana)”. Begitu tulisan koran Italia mengomentari strategi yang diturunkan Mancio. Ia memainkan Javier Zanetti sebagai gelandang kanan. Taktik aneh ini terbukti sangat manjur mematikan Roma.
Sayap-sayap Il Lupo, yang biasanya tampil trengginas, dibuat mati kutu. Ketika kekuatan utamanya dilumpuhkan, mesin Roma jadi rusak. Inter pun lebih banyak memiliki peluang sampai mencetak gol lewat Hernan Crespo (45’).
Kemenangan ini bisa berarti vital dalam perebutan scudetto. Pasalnya Inter dan Roma adalah dua kandidat kuat juara musim ini menyusul kasus calciopoli. Satu rival head-to-head sudah berhasil ditaklukkan Tim Biru Hitam.
Buat Mancini sendiri, hasil ini juga berarti kemenangan pribadi. Ini adalah tamparan balik buat pers yang belakangan rajin memojokkan skuadnya menyusul hasil-hasil buruk di matchday 1 Liga Champion dan giornata 2 Serie A.
Mancini bahkan disebut-sebut sudah berada dalam ancaman pemecatan jika gagal dalam tiga partai menghadapi Roma, Chievo (24/9), dan Bayern Muenchen (27/9). Mancini telah memberikan sebuah jawaban yang gemilang.
“Situasinya menjadi seperti ini setelah kami dianugerahi scudetto 2005/06. Media menciptakan suasana di sekeliling Inter sehingga mereka bisa mengkritik dan menciptakan tekanan. Tapi, kami tidak akan jatuh ke dalam perangkap ini,” kata Mancini seperti dikutip oleh Football Italia.
Kemenangan Inter atas Roma membuka jalan bagi Palermo untuk memimpin klasemen sementara. I Rosaneri menjaga rekor sempurnanya dengan menggilas Catania 5-3. Eugenio Corini dkk. kini menjadi tim paling produktif.
Satu momen penting lain di giornata 3 adalah start Milan mengoleksi nilai positif. Berkat kemenangan 1-0 atas Ascoli, I Rossoneri kini memiliki angka 1. Dalam waktu tiga pekan, mereka berhasil memupus defisit delapan angka.
Sekali lagi pelatih Carlo Ancelotti sukses melakukan rotasi pemain. Yoann Gourcuff dan Marco Borriello memberikan kontribusi positif. Gol Setan Merah pun datang dari sumber yang tidak diduga: bek Marek Jankulovski.
Sementara itu, Lazio dan Fiorentina mulai mengurangi defisit angka yang mereka miliki. Gli Aquilotti menang away di kandang Chievo, sedangkan I Viola sukses di kandang sendiri melawan Parma. Sayang, skor 1-0 harus dibayar Fiorentina dengan kartu merah yang diterima Luca Toni.
Di tempat lain, Walter Novellino dan Alberto Zaccheroni mulai merasakan tekanan. Tim besutan Novellino, Sampdoria, lagi-lagi gagal menang. Mereka ditahan Udinese 3-3 di Luigi Ferraris. Tim asuhan Zac, Torino, juga memble. Di kandang sendiri, Il Toro menyerah 1-2 di tangan Siena.
* BOLA Edisi No. 1.657/Jumat 22 September 2006