Keputusan Roger Schmidt Rugikan Bayer Leverkusen
Keputusan Schmidt melakukan rotas besar-besaran itu memang berpengaruh pada permainan Leverkusen.
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Berani berjudi berarti berni menerima kekalahan. Roger Schmidt, pelatih Bayer Leverkusen, "berjudi" saat dia memutuskan melakukan rotasi besar-besaran skuatnya, menjelang laga ke-6 Grup C Liga Champions, lawan Benfica. Sayangnya keputusan itu malah merugikan Leverkusen .
Leverkusen tidak kalah dalam pertandingan yang berlangsung di Estádio do Sport Lisboa e Benfica pada Rabu (10/12/2014) dini hari WIB, tapi mereka tak berhasil membuat gol satu pun sehingga pertandingan berakhir seri dengan skor 0-0. Masalahnya, hasil seri ini ternyata tidak bisa mempertahankan posisi Leverkusen sebagai juara Grup C, karena pada pertandingan lain, secara tidak terduga AS Monaco mengalahkan Zenit Petersburg. Maka Monaco pun melompati Leverkusen dan menjadi juara grup, dan Leverkusen berakhir sebagai runner-up.
Dalam kompetisi Liga Champions, menjadi juara grup memang memberikan sedikit keuntungan, yakni paling tidak terhindar bertemu dengan para juara grup lainnya. Sebuah artikel di Eurosport menyebutkan, pada Liga Champions musim lalu, tim yang berhasil maju ke babak 8 besar adalah para juara grup.
"Ya, kami kecewa tidak berhasil menjadi juara grup. Kami juga kecewa karena tak berhasil membuat gol. Namun menjadi juara grup juga bukan jaminan tidak akan bertemu tim kuat. Musim ini para juara grup bisa bertemu Barcelona atau Paris Saint Germain," kata Schmidt yng dilansir UEFA.com.
Keputusan Schmidt melakukan rotas besar-besaran itu memang berpengaruh pada permainan Leverkusen. Pelatih berusia 47 tahun itu meninggalkan Stefan Kiessling, Lars Bender , dan 3 pemain utamanya di Jerman, dan memainkan gelandang serang asal Swiss, Josip Drmic sebaga ujung tombak.
Sayangnya formasi baru ini tidak menampilkan permainan yang seperti diharapkan. Lini belakangnya terlihat gamang, sementara lini depan kurang efektif. Direktur Teknik dan Olahraga Leverkusen, Rudi Voeller, saja geram melihat permainan tim berjulukan kuad Pabrik itu. "Ini adalah penampilan terburuk kami di Liga Champions," katanya seperti dilansir Bild.
Baca di Koran Super Ball, Kamis (11/12/2014)