Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Pieter Huistra Bakal Terbentur Biaya Wujudkan Program di Lapangan

Persoalan prestasi bukan hanya pada pembinaan usia muda semata. Namun, banyak elemen pendukung yang membuat program berkualitas sulit diterapkan.

Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
zoom-in Pieter Huistra Bakal Terbentur Biaya Wujudkan Program di Lapangan
Super Ball/Feri Setiawan/Feri Setiawan
DISKUSI COPA LIGA INDONESIA - Ketua PT. Copa Futsal Indonesia, Taufik Jursal Effendi saat berdiskusi tentang pertandingan copa liga indonesia bersama redaksi koran Super Ball di kantor Warta Kota, Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Selasa (25/2). Koran Super Ball menghadirkan tamu diskusi taufik jursal effendi untuk berdiskusi yang rutin diadakan Redaksi Koran Super Ball 2 minggu sekali. (Super Ball/Feri Setiawan) 

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Syahrul Munir

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra bakal menemukan kendala dalam memecahkan kebuntuan prestasi sepak bola. Persoalan prestasi bukan hanya pada pembinaan usia muda semata. Akan tetapi, banyak elemen pendukung yang membuat program berkualitas sulit diterapkan.

Demikian dikatakan mantan Sekretaris Pembinaan Usia Muda PSSI, Taufik Jursal Effendi kepada Harian Super Ball, Rabu (14/1/2015). "Pieter pasti akan kesulitan menerapkan program yang dibuat untuk meningkatkan prestasi. Dari mana duitnya untuk jalankan program. PSSI gak punya anggaran," ujarnya.

Taufik menceritakan pengalaman serupa yang dialami saat mendampingi Timo Schunemann, sebagai pembina usia muda PSSI tahun 2012. Dalam mencari pemain muda, Timo saat itu membentuk tim yang anggotanya pelatih Indra Sjafri dan Bert Ventury, pelatih asal Belanda 'blusukan' ke daerah.

Saat itu, sasaran ke 30 kota (titik) untuk mencari pemain muda berbakat. Hanya saja, program itu tidak berjalan lancar karena terbentur biaya. "Waktu itu hanya 12 titik yang terealisasi. Itupun seluruhnya dibiayai sponsor," ujarnya.

Taufik, yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) mengatakan saat itu tim yang bergerak hanya 5 orang. Pada prakteknya, di setiap satu titik itu menghabiskan waktu tiga hari. Tim terlebih dulu mengadakan rapat dengan tuan rumah, yakni pengurus asprov setempat dan beberapa klub SSB.

Dalam rapat itu, menjelaskan kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan itu, di luar lapangan. Misalnya, kata Taufik kebutuhan alat peraga, seperti bola, corn plastik, gawang, jersey, kaos kaki dan lain sebagainya. "Kalau dihitung setiap titik itu bisa habis tiga puluh juta sudah termasuk penginapan," ujar mantan manajer tim nasional Indonesia U-14 itu.




Sumber: Super Skor
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas