Baru Berkarier di ISL, Hansamu Yama Sudah Terkesan dengan Konflik PSSI
Ya musim ini saya mengawali karier di sepak bola profesional. Tapi ternyata kondisinya justru seperti ini.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Baru memulai karier sebagai pesepak bola profesional, sejumlah pemain debutan di kompetisi Indonesia Super League (ISL)/QNB League 2015, terpaksa menunda asa dan ambisi untuk unjuk gigi. Penyebabnya PSSI menghentikan kompetisi setelah Menpora membekukan kepengurusan organisasi itu.
Salah satu yang terdampak adalah center back Barito Putera Banjarmasin, Hansamu Yama Pranata (20). "Ya musim ini saya mengawali karier di sepak bola profesional. Tapi ternyata kondisinya justru seperti ini. Sangat berkesan jadinya," kata Yama ketika ditemui Metro pada Rabu (6/6) sore.
Melihat kondisi ini, dia mengaku khawatir. Terlebih apabila kisruh belum selesai juga pada 29 Mei (sesuai arahan FIFA), maka Indonesia akan dijatuhi sanksi. Dampaknya, klub bola dan Timnas Indonesia boleh jadi dilarang berlaga di tingkat internasional.
AKalau nanti kena sanksi dari FIFA tentu persepakbolaan nasional juga jadi vakum. Timnas tidak bisa ikut ajang internasional lagi," kata bujangan bertinggi 180 sentimeter ini.
Untuk itulah, Yama berharap konflik yang sedang terjadi bisa secepatnya selesai.
"Tentu kami ingin Kemenpora dan PSSI berdamai dan bisa mencari jalan tengah. Agar kita terhindar juga dari sanksi FIFA dan juga kompetisi bisa bergulir lagi seperti sebelumnya," harapnya.
Yama baru baru ini kembali mendapat panggilan bergabung Timnas Indonesia U 23, dan pemusatan latihan rencananya dimulai pada hari ini, Kamis (7/5), di Bandung. Selain dia, tiga pemain Barito lainnya yakni Paulo Sitanggang, Manahati Lestusen dan kiper Teguh Amiruddin juga dipanggil.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi mengaku belum bisa berkomentar perihal surat dari FIFA yang dikirimkan secara langsung oleh Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti.
La Nyalla mengantarkan surat FIFA bertanggal 4 Mei 2015 tersebut ke Kemenpora pada Selasa (5/5). Namun, surat itu hanya diberikan kepada salah satu pejabat Kemenpora karena Imam dikabarkan tidak berada di tempat.
Dalam surat itu, FIFA antara lain meminta agar PSSI dan Kemenpora duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan sepak bola Indonesia. FIFA memberikan batas waktu hingga 29 Mei mendatang.
Jika permasalahan tidak terselesaikan dalam tenggang waktu itu, maka Indonesia terancam mendapatkan sanksi dari FIFA. Surat itu ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke, dan ditujukan kepada acting Sekjen PSSI, Azwan Karim.
"Belum baca (surat dari FIFA). Mungkin hari ini. Surat masuk ada proses administrasinya," ujar Menpora.
Ketika ditanya apakah Kemenpora akan mengadakan pertemuan dengan PSSI untuk membahas surat tersebut, Imam mengatakan, "Kami kan sudah digugat (PTUN). Tunggu saja prosesnya hingga selesai," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.