Klub Ikon Kultural, Sanksi FIFA, dan Instabilitas Keamanan Daerah
Apa yang akan terjadi bila Persipura Jayapura dan Persib Bandung yang tengah on fire di Piala AFC harus terhenti langkahnya karena sanksi FIFA?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemelut antara Kemenpora dan PSSI dinilai bisa berimbas pada instabilitas keamanan di daerah.
Anggota DPR RI, Tantowi Yahya mengingatkan, sepakbola bukan sekadar olahraga namun juga alat pemersatu bangsa.
Penilaian Tantowi merujuk pada ancaman sanksi FIFA jika kemelut sepakbola nasional tak kunjung menemukan solusi. Klub-klub yang menjadi kebanggaan daerah dan tengah berlaga di kancah internasional, bisa berhenti berkiprah jika sanksi FIFA turun.
“Apa yang akan terjadi bila Persipura Jayapura dan Persib Bandung yang tengah on fire di Piala AFC harus terhenti langkahnya, bukan karena kalah bertanding, tetapi dilarang FIFA. Masyarakat Papua dan Jawa Barat tentu akan marah kepada Kemenpora,” kata Tantowi dalam keterangan pers yang diterima Tribunnews, Senin (11/5/2015).
Tantowi Yahya mencontohkan, Persipura Jayapura bukan sekadar klub sepakbola melainkan sudah menjadi ikon kultural daerah.
“Papua ya Persipura, Persipura ya Papua. Bahkan saking bangganya rakyat Papua terhadap Persipura, tahun 1970-an grup band Black Brothers membuat lagu berjudul Persipura,” ujar Wakil Ketua Komisi I ini.
Tantowi menambahkan, belum lama ini Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua berjanji terus berupaya membangun kepercayaan rakyat Papua lewat pendekatan kesejahteraan. Bila sanksi FIFA benar-benar turun, maka hal tersebut berpotensi menjadi hambatan pada stabilitas di Papua.
“Kita tahu di Papua saat ini masih ada tantangan dan gangguan keamanan. Saya berharap di tengah situasi yang seperti ini pemerintah tidak menyulut potensi gangguan yang lebih besar seperti bila Persipura tak bisa bertanding di Piala AFC,” ujar politisi yang juga penyanyi ini.
Solusinya, ujar Ketua Umum Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) ini, Kemenpora dan PSSI harus duduk bersama dan mencari solusi.
“Hanya itu yang bisa dilakukan, karena bila konflik semakin tajam, sepakbola yang akan mati, bukan Kemenpora dan PSSI. Jangan sampai kebijakan diambil karena anti dengan orang tertentu, itu bahaya sekali,” kata Tantowi.
Diketahui, friksi PSSI dan Kemenpora terus berlanjut setelah Menpora Imam Nahrawi mengumumkan Tim Transisi yang akan menjalankan kompetisi baru.
Dalam perkembangannya, belum genap dua hari umur Tim tersebut, dua anggota Tim Transisi mengundurkan diri, yaitu Velix Wanggai dan Darmin Nasution.
Sementara itu, sikap penolakan ditunjukkan sejumlah klub Indonesia Super League (ISL) atas Tim Transisi atas alasan legalitas kompetisi bentukan Menpora belum mendapat pengakuan FIFA.
Itu akan berdampak pada dua klub ISL, Persipura dan Persib, saat ini lolos dari fase group AFC Cup. Timnas U-23 yang tengah dalam pematangan sebelum berangkat ke SEA Games Singapura 2015 juga bisa kena dampaknya.
Bila saksi FIFA turun, klub dan Timnas Indonesia akan dilarang tampil di ajang-ajang internasional.