Risha Adi Wijaya: Kami Butuh Kompetisi yang Diakui
Terkait ancaman dari FIFA yang kemungkinan besar akan diturunkan pada 29 Mei 2015, Risha meminta FIFA mengeluarkan keputusan yang bijaksana.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Konflik sepakbola dalam negeri antara Menpora dan PSSI tak kunjung selesai. Ini membuat manajemen Persib Bandung khawatir FIFA memberikan sanksi kepada PSSI.
Jika itu terjadi, maka Maung Bandung, julukan Persib Bandung, terancam dicoret dari ajang AFC Cup 2015. Padahal saat ini, Atep dan kawan-kawan berhasil lolos ke babak 16 besar AFC Cup 2015.
Oleh karena itu, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Risha Adi Wijaya berharap konflik bisa segera terselesaikan dengan cepat. Sehingga FIFA tidak jadi menjatuhkan sanksi yang bisa turun pada 29 Mei 2015.
"Kami menginginkan kompetisi yang diakui oleh PSSI dan FIFA. Jadi tidak mungkin kami tertarik ikut kompetisi yang digelar oleh tim transisi bentukan Menpora, karena kompetisi itu tidak diakui oleh PSSI dan FIFA. Apalagi sebagai anggota PSSI, kami jelas akan patuh dengan segala aturan dan regulasi dari PSSI termasuk kompetisi atau turnamen bentukan PSSI," kata Risha kepada Harian Super Ball, Minggu (17/5/2015).
Risha berharap ada jalan keluar yang baik, supaya Liga Super Indonesia (LSI) bisa kembali digelar.
"Kami berharap LSI musim 2015 bisa kembali bergulir. Kalaupun tidak, kompetisi LSI musim depan bisa berjalan lancar. Jangan ada lagi masalah terutama soal izin. Oleh karena itu, kami berharap konflik ini bisa segera selesai. Semuanya demi masa depan sepakbola kita. Kami butuh kompetisi yang dah dan diakui PSSI dan FIFA, sehingga tim yang juara bisa melanjutkan ke jenjang AFC Cup," ujar Risha.
Terkait ancaman dari FIFA yang kemungkinan besar akan diturunkan pada 29 Mei 2015, Risha meminta FIFA mengeluarkan keputusan yang bijaksana. Jangan sampai keputusan itu justru merugikan klub, termasuk Persib.
"Apapun keputusan yang dikeluarkan FIFA, kami berharap Persib dan Persipura bisa tetap main di AFC Cup 2015. Kami tidak mau tersingkir, padahal saat ini sudah lolos ke babak 16 besar. Ini harapan besar masyarakat Indonesia terhadap dua tim perwakilan ini di kompetisi tingkat Asia. Jangan sampai harapan besar itu pupus karena sanksi yang diberikan FIFA. Jangan sampai itu terjadi," jelas Risha.
Risha menerangkan, seluruh klub sepakbola di tanah air membutuhkan pertandingan agar roda klub bisa berjalan, sehingga sponsor bisa tetap memberikan dukungannya dan pemain serta tim pelatih tidak akan kehilangan pekerjaan.
Oleh karena itu, Risha sangat mendukung rencana PT Liga Indonesia (PT LI) untuk menggelar turnamen pada 26 Mei sampai Agustus 2015, sebagai pengisi kekosongan pasca dihentikannya kompetisi oleh Exco PSSI pada 2 Mei 2015.
"Rencana digulirkannya turnamen itu membuat kami kembali bersemangat. Klub pun bisa kembali bergerak. Sekarang tinggal PT LI bisa menyiapkan segala sesuatunya, mulai dari izin, sponsor turnamen, dan drawing. Kami dan seluruh klub berharap, PT LI bisa segera menggulirkan turnamen itu. Kami hidup dari pertandingan," terangnya.
Jika turnamen itu bisa dijalankan, Risha menambahkan, sponsor bisa kembali percaya terhadap klub. Dengan demikian, para sponsor mengurungkan niatnya untuk mundur.
"Keberadaan sponsor sangat membantu aktivitas klub. Untuk memberikan kepercayaan kepada sponsor adalah ikut bertanding di dalam sebuah turnamen atau kompetisi. Kami tidak sabar menunggu turnamen pra musim ini bisa digelar," tambah Risha.
Risha menjelaskan, pihaknya meminta kepastian dari PT LI selaku operator turnamen yang belum ditetapkan namanya itu.
"PT LI harus segera memberikan surat resmi ke klub untuk dijadikan pedoman pengaturan kontrak pemain dan tim pelatih. Sehingga ada keseragaman dan semuanya tidak ada yang dirugikan, karena sejauh ini kami melakukan kerjasama kontrak untuk LSI. Kami membutuhkan panduan dari PT LI, seperti untuk merevisi kontrak atau menggunakan kontrak yang sama di LSI. Kami tunggu," ucap Risha.
Panduan dari PT LI juga dibutuhkan untuk membicarakan ulang terkait kontrak dengan sponsor.
"Kami juga menunggu ketetapan atau pandangan dari PT LI. Jadi soal sponsor bisa direvisi atau tidak tergantung dari ketetapan PT LI. Jika sudah ada keputusan itu, kami memberitahukan kepada sponsor. Lalu sponsor bisa memberikan pandangannya terhadap nasib kerjasama. Kami berharap, kerjasama dengan sponsor jangan sampai terganggu dan berjalan lancar," papar Risha.