Laga Persahabatan Persija Versus AS Roma Batal Digelar
Presiden Persija Ferry Paulus tidak mau banyak berkomentar mengenai progres serangkaian program laga persahabatan dengan tim luar negeri.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Jun Mahares
TRIBUNNEWS.COM - Agenda laga persahabatan dengan AS Roma yang diusung Persija Jakarta praktis batal digelar. Serangkaian program uji coba dengan tim luar negeri lainnya pun makin gelap akibat konflik PSSI dan Kemenpora yang berujung sanksi dari FIFA.
Presiden Persija Ferry Paulus tidak mau banyak berkomentar mengenai progres serangkaian program laga persahabatan dengan tim luar negeri.
"Apa yang mau dibahas lagi setelah sanksi FIFA. Rencana itu (agenda uji coba dengan tim luar negeri) otomatis batal digelar," kata Ferry yang ditemui Harian Super Ball di Jakarta, kemarin.
Ferry menolak menjawab pertanyaan awak media mengenai langkah manajemen di tengah pemberhentian kompetisi LSI 2015. Ia hanya berharap konflik pemangku kepentingan sepak bola nasional selesai secepatnya agar klub dapat beraktivitas kembali.
Wakil Presiden Persija Asher Siregar juga menyesalkan sanksi FIFA. Sebab, hukuman tersebut otomatis menghambat jalur pemasukan klub lewat agenda pertandingan persahabatan dengan sejumlah tim Eropa.
"Seharusnya kita bisa mendapatkan keuntungan miliaran sebagai pengganti biaya pelunasan gaji. Tapi, semuanya gagal," ujar Asher.
Laga persahabatan dengan tim Ibu Kota Italia itu sejatinya dijadwalkan pada 25 Juli 2015. Bahkan, harga tiket pertandingan ini sudah tersebar luas di media sosial Romanisti Indonesia, pendukung AS Roma di Tanah Air.
Selain bertemu AS Roma, Persija juga mendapat tawaran uji tanding oleh tim Major League Soccer (MLS), Orlando City. Manajemen klub yang dihuni mantan pemain AC Milan dan Real Madrid, Ricardo Kaka, itu sebelumnya berharap menggelar pertandingan pada Desember 2015 atau Januari 2016.
Dua tim asal Spanyol, Valencia CF dan Atletico Madrid, yang sempat menjalin komunikasi dengan manajemen Persija pun kemungkinan undur diri. Sebab, FIFA mewajibkan seluruh federasi untuk mengucilkan sebuah negara yang sedang menjalani sanksi.