Trauma Pemain-pemain di Copa America 2015
Neymar melampiaskan frustrasinya dengan kekalahan Brasil dengan menendang bola yang mengenai punggung Pablo Armero dan mencoba menanduk Jeison Murillo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Copa America 2015 telah berakhir dan ditutup dengan laga final antara Argentina melawan Cile, Minggu (5/7/2015).
Tapi, ajang Copa ini akan membekas untuk beberapa pemain yang memiliki trauma sendiri di kompetisi bergengsi belahan Amerika Selatan ini.
Paling tidak empat pemain memiliki trauma sendiri pada Copa kali ini. Mereka adalah kapten Timnas Brasil, Neymar, bintang tuan rumah Cile, Arturo Vidal, dan rekan satu timnya Gonzalez Jara, juga penyerang Uruguay Edinson Cavani.
Neymar menjadi perhatian di awal kompetisi saat Brasil melakoni laga kedua di ajang Copa ini ketika ditekuk Kolombia 1-2.
Tidak ada yang menduga, bintang Barcelona itu melampiaskan frustrasinya dengan kekalahan Selecao itu dengan menendang bola yang mengenai punggung Pablo Armero dan mencoba menanduk Jeison Murillo. Saat meninggalkan lapangan ia dituding telah menghina wasit Enrique Osses.
Karena ulahnya itu, ia mendapat sanksi sampai empat laga tidak boleh memperkuat tim Samba. Neymar pun memilih untuk meninggalkan timnya itu lebih awal karena ia tak tahan hanya duduk sebagai penonton menyaksikan Dani Alves dkk berlaga.
"Tetap berada di Cile hanya akan membunuh saya dari dalam, saya tidak akan merasa bahagia," ucap Neymar saat itu.
Arturo Vidal juga mempunyai trauma di ajang copa ini. Ia menyentak dunia sepak bola di Cile ketika mengalami kecelakaan di tengah konsentrasi La Roja di ajang Copa ini.
Yang lebih mengejutkan lagi, saat itu Vidal mengebut dan dalam pengaruh alkohol sepulang dari bersenang-senang di kasino bersama istrinya.
Meski begitu, Sampaoli masih memberi kesempatan pada bintang Juventus itu untuk kembali bergabung dalam skuadnya dan bermain di Copa.
Rekan satu tim Vidal, Gonzalez Jara, menjadi pembicaraan setelah ulahnya yang memprovokasi penyerang Uruguay Edinson Cavani pada perempat final lalu.
Jara memegang bagian belakang Cavani yang membuat pemain Paris St Germain itu murka dan berbalik menyerangnya. Tapi, wasit kemudian hanya mengusir Cavani keluar lapangan setelah mengganjarnya dengan kartu merah. Bermain hanya dengan sepuluh orang, sang juara bertahan akhirnya keok.
Menurut Asisten Pelatih, Mario Rebollo, kemarahan Cavani pada Jara itu berhubungan dengan ayahnya, Luis yang sedang bermasalah dengan polisi.
"Provokasi Jara pada Cavani bukan hanya sebatas pada yang terlihat pada gambar, tapi ia juga mengatakan sesuatu yang terjadi sehari sebelumnya," ungkap Rebollo.
Baca Juga di KORAN SUPER BALL, SENIN (6/7/2015)