Para Penerus Patrick Vieira di Arsenal
Sepuluh tahun lalu Patrick Vieira meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan Juventus
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Sepuluh tahun lalu Patrick Vieira meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan Juventus. Sang mantan kapten adalah nyawa Arsenal di lini tengah. Sejumlah pemain datang dan pergi untuk menggantikan figur Vieira sebagai gelandang petarung yang tangguh.
Sembilan tahun memperkuat Arsenal, Vieira menghadirkan tiga gelar juara Premier League dan empat Piala FA. Sejak kepergian Vieira, The Gunners hanya dua kali menjuarai Piala FA. Pelatih Arsene Wenger seperti kesulitan menemukan pemain yang sanggup menggantikan Vieira.
Berikut ini sejumlah gelandang yang diplot untuk menggantikan Vieira di lini tengah Arsenal.
Mathieu Flamini
Karier Flamini di Arsenal dimulai pada Juli 2004, bergabung dengan status bebas transfer dari Olympique Marseille setahun sebelum kepergian Vieira. Flamini sempat kesulitan mendapatkan tempat di tim, namun penampilannya impresif pada musim 2007/08. Flamini mampu membuat pemain seperti Gilberto Silva dan Lassana Diarra parkir di bangku cadangan. Flamini membangun kerjasama yang brilian bersama Cesc Fabregas di lini tengah The Gunners.
Flamini meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan AC Milan pada 2008. Pemain asal Perancis itu kembali ke Arsenal setelah lima musim bersama AC Milan. Pada karier keduanya di Arsenal, Flamini sekadar pemain pelapis.
Abou Diaby
Atribut Diaby mirip dengan Vieira. Arsene Wenger bahkan pernah menyebut Diaby mirip Vieira dari segi postur dan posisinya. Namun demikian, gaya bermain keduanya sedikit berbeda. Vieira lebih sebagai pengumpan, sedangkan Diaby penggiring bola yang baik.
Bergabung dari Auxerre pada 2006, karier Diaby tenggelam di Arsenal karena cedera parah. Diaby hanya tampil 16 kali di Premier League dalam empat tahun terakhir. Arsenal kemudian melepas Diaby pada bursa transfer musim panas 2015 karena tak kunjung pulih.
“Jika dia bisa meningkat secara konstan, dia akan mencapai level yang luar biasa. Dari segi potensi, dia lebih bagus daripada saya, begitu juga dari segi teknik dan kemampuan mencetak gol,” puji Vieira pada 2012 lalu dikutip dari Sky Sport.
Alex Song
Awal karier Song di Arsenal tidak berjalan mulus. Bergabung dari Bastia, Song sempat dicaci-maki oleh penggemar, namun penampilannya menanjak sejak kembali dari peminjaman di Charlton Athletic pada 2007.
Song kemudian menjadi pilihan utama Wenger di posisi gelandang bertahan. Pada musim 2011/12, peran Song berubah menjadi deep lying playmaker, membuat 14 assist di Premier League. Song kemudian menjadi pemain terfavorit kedua oleh penggemar.
Song meninggalkan Arsenal pada 2012 dan bergabung dengan Barcelona. Karier Song di Barcelona tenggelam, lalu dipinjamkan ke West Ham United.
Denilson
Pembangunan Emirates Stadium disinyalir menjadi alasan Wenger merekrut Denilson dari Sao Paulo pada 2006. Dana yang terbatas membuat Wenger hanya bisa mendatangkan pemain ala kadarnya.
Denilson tidak pernah sanggup menjadi jawaban Wenger atas pencarian pemain sekelas Vieira. Memang fakta menunjukkan Denilson mampu mencatatkan lebih dari 150 penampilan bersama Arsenal, namun dia sekadar pelapis.
Lassana Diarra
Lassana Diarra jarang mendapatkan kesempatan bermain di Chelsea. Hal yang sama dirasakan Diarra ketika hijrah ke Arsenal. Flamini merupakan pilihan utama di posisi gelandang bertahan.
Enam bulan berselang, Diarra hijrah ke Portsmouth. Wenger menilai Diarra tidak sabar sehingga hengkang dari Arsenal. Sempat membela Real Madrid, kini Diarra berkarier di liga Rusia.
Emmanuel Frimpong
Mentas ke tim utama Arsenal pada 2011, Frimpong menunjukkan kemampuannya sebagai gelandang petarung yang hebat. Aktif di media sosial, kariernya di Arsenal justru berbanding terbalik.
Sempat dipinjamkan ke Wolverhampton, Charlton Athletic, dan Fulham, pada Januari 2014 Frimpon bergabung dengan Barnsley. Pada laga debutnya, Frimpong menerima kartu merah ketika baru bertanding selama 31 menit. Kontraknya diputus karena Barnsley terdegradasi ke League One. Frimpong kini memperkuat FC Ufa di Liga Primer Rusia.
Mikel Arteta
Sejatinya Arteta adalah seorang deep-lying midfielder. Pemain asal Spanyol itu tidak memiliki kreativitas sekelas Cesc Fabregas dan Samir Nasri, namun Wenger mempercayai dia untuk mengisi posisi gelandang bertahan.
Arteta tidak memiliki fisik setangguh Vieira, namun dia kaya pengalaman dan umpan yang akurat. Arteta juga memiliki kemampuan membaca pertandingan sehingga mudah beradaptasi di posisi barunya. Saat ini usianya menginjak 33 tahun dan perannya tergeser menjadi pelapis Francis Coquelin.
Francis Coquelin
Dia adalah satu-satunya gelandang bertahan Arsenal saat ini yang mendekati Vieira. Coquelin mengejutkan publik karena menjadi pemain kunci Arsenal pada musim lalu.
Wenger memberikan kebebasan bagi Coquelin untuk membantu serangan tim, namun tugas utamanya adalah bertahan. Coquelin memiliki kemampuan menyapu bola dan melakukan intercept secara baik.