Vennard Hutabarat Ingatkan Pemain Persija Jakarta
Kasus pembiaran cedera yang dialami dua pemai Persija yaitu Alfin Tuasalamony dan Abdul Rahman Lestaluhu, menjadi bukti teranyar kelalaian pengelola.
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Buruknya penanganan cedera pemain Persija Jakarta menjadi salah satu bukti keteledoran manajemen klub Ibu Kota itu. Untuk mengantisipasi kelalaian pengelola klub, pemain Persija diminta lebih jeli sebelum meneken kontrak.
Menurut Vennard Hutabarat, mantan personel Persija yang kini aktif mengembangkan olahraga futsal di Tanah Air, kontrak yang diteken pemain wajib mencantumkan klausul mengenai asuransi.
Kasus pembiaran cedera yang dialami dua awak Macan Kemayoran, yaitu Alfin Tuasalamony dan Abdul Rahman Lestaluhu, menjadi bukti teranyar kelalaian pengelola Persija dalam memproteksi pemainnya, yang merupakan aset berharga klub.
Abdul Rahman, yang menderita cedera sejak masa persiapan Liga Super Indonesia (LSI) 2015, tidak ditangani secara profesional. Padahal, dokter tim Persija sudah merekomendasikan pemain binaan SAD Uruguay itu untuk segera naik ke atas meja operasi untuk memulihkan cedera lututnya.
Adapun Alfin, mengalami patah kaki akibat kecelakaan di luar lapangan. Biaya operasi penanaman pen penyangga tulang kakinya didapat dari bantuan rekan-rekan seprofesi dan sumbangan dari suporter Persija, The Jakmania.
"Pemain harus berani mengajukan syarat asuransi kepada klub yang ingin mengontraknya. Ini untuk mengantisipasi kalau nantinya klub mengaku tidak sanggup membiayai penanganan cedera bisa dicover dengan asuransi itu," kata Vennard kepada Harian Super Ball.
Hal senada juga diungkapkan pesepak bola senior Ponaryo Astaman. Kewajiban klub untuk mengasuransikan pemainnya menjadi poin penting mengingat kebiasaan buruk klub yang tidak bertanggung jawab kepada pemainnya yang sedang cedera.
"Yang paling pertama dipikirkan sebelum menyetujui tawaran klub adalah asuransi. Supaya ada yang menjamin. Sehingga ketika terjadi seperti ini (kasus Alfin Tuasalamony), pemain tidak dipusingkan lagi mencari biaya operasi dari mana," ujar Ponaryo, Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia.
Manajemen Persija telah mencantumkan polis asuransi bagi setiap pemainnya di LSI 2015. Namun, klub belum sempat membayarkan preminya lantaran didera krisis finansial.
"Terhambatnya sponsor jugalah yang membuat manajemen belum sanggup melunasi hak pemain hingga kini," ujar Asher Siregar, Wakil Presiden Persija.