Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Eduard Tjong Bersiap Cari Klub atau Bisnis Lain

Jika LSI tidak bisa lagi digelar, maka masa menganggur bagi Eduard akan makin panjang. Ini membuat Edu memutar otak agar bisa tetap berlatih.

Editor: Dewi Pratiwi
zoom-in Eduard Tjong Bersiap Cari Klub atau Bisnis Lain
Kompas.com
Pelatih Persiram Raja Ampat, Eduard Tjong 

Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Rencana PSSI menggelar kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) musim depan pada Oktober 2015, sepertinya belum bisa berjalan lancar.

Pasalnya konflik dengan Menpora belum selesai. Dengan demikian ancaman sulit mendapatkan izin bertanding dari pihak kepolisian agak sukar didapat, seperti kompetisi sebelumnya. Ujung-ujungnya kompetisi bisa tertunda lagi.

Ini yang menjadi pertimbangan dari pelatih Persiram Raja Ampat, Eduard Tjong untuk mencoba melatih ke klub lain atau sementara mencoba berbisnis.

"Sampai saat ini, saya belum diminta manajemen untuk menyiapkan tim. Mungkin manajemen sedang menunggu kepastian, apakah kompetisi bisa benar-benar digelar. Minimal izin bertanding sudah bisa didapatkan PSSI dan yang terutama adalah konflik bisa berakhir," kata Eduard kepada Harian Super Ball, Rabu (5/8/2015).

Jika ternyata LSI tidak bisa lagi digelar, maka masa menganggur bagi Eduard akan makin panjang. Ini membuat pria yang akrab dipanggil Edu itu harus memutar otak agar bisa tetap berlatih.

"Jika kompetisi tidak bisa digelar lagi, saya akan mulai mencoba melatih klub di luar negeri, seperti di Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, atau Timor Leste. Tim apapun tidak masalah jika kompetisi LSI kembali gagal dilaksanakan. Yang terpenting saya bisa mendapatkan penghasilan," ujar Edu.

BERITA REKOMENDASI

Meski demikian, Edu kurang yakin dengan adanya persaingan yang ketat dengan pelatih dari negara lain, seperti asal Eropa atau Asia.

"Persaingan pasti akan ketat. Pelatih-pelatih asal Eropa tentunya akan sangat lebih dipercaya, karena kualitas mereka lebih baik. Meski saya sudah berlisensi A AFC, nama saya belum begitu dikenal. Kecuali pelatih Indonesia yang pernah melatih timnas, akan lebih mudah bersaing, karena namanya sudah dikenal," ucap Edu.

Namun Edu tidak akan patah arang. Edu akan tetap berusaha mendapatkan klub meski hanya di level Divisi Satu, Dua, atau Tiga.

"Jika bisa melatih dari level bawah, nama saya akan mulai dikenal tim-tim papan atas di negara lain. Itu menjadi peluang saya bisa berkembang. Jika kompetisi di Indonesia masih vakum dalam waktu yang berkepanjangan, saya akan berusaha mendapatkan informasi klub mana di luar Indonesia yang butuh pelatih seperti saya. Saya akan mencoba peruntungan di klub di Asean terlebih dulu," tutur Edu.

Jika keinginan melatih klub di Asean tidak berjalan lancar, Edu akan banting stir dengan mencoba berbisnis.


"Salah satu rencana saya adalah berbisnis dengan membuat kos-kosan. Saya sedang mencari lokasi yang pas apa di dekat rumah atau di Jakarta atau Yogyakarta," terang Edu.

Lokasi kos-kosan yang akan diincar Edu adalah di daerah kampus atau pabrik. Dua lokasi itu akan sangat tepat, karena banyak mahasiswa dan buruh pabrik yang membutuhkan kos.

"Bisnis kos-kosan sepertinya menjanjikan untuk mendapatkan penghasilan selama kompetisi masih vakum. Lokasi strategis untuk buka kos adalah di daerah sekitaran kampus atau pabrik," jelas Edu.

Edu menambahkan, dirinya memang harus berusaha mendapatkan jalan penghasilan lain.

"Jika mengandalkan kompetisi di saat kondisi seperti ini, tentunya akan sangat sulit bagi saya bisa memberikan nafkah untuk keluarga. Melatih di akademi tidak bisa menjanjikan. Justru dengan berbisnis, sepertinya lebih menjanjikan, karena bisa diharapkan untuk jangka panjang," tambah Edu.

Bisnis, papar Edu, memang harus dipikirkan bagi dirinya dan pelaku  sepak bola lain di Tanah Air.

"Saya juga menyarankan kepada pemain untuk mulai berpikir berbisnis, karena masa-masa di sepak bola tidak lama. Penghasilan dari sepak bola sebaiknya diinvestasikan di bisnis. Agar saat tidak lagi bisa bermain, kita bisa tetap berpenghasilan agar keluarga bisa hidup mapan. Jangan terbuai dengan masa-masa jaya di sepak bola. Kita harus memikirkan masa depan pasca tidak aktif di sepakbola," papar Edu.

Sumber: Super Skor
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo
10
6
3
1
16
6
10
21
2
Persebaya
10
6
3
1
9
5
4
21
3
Persib
10
5
5
0
18
8
10
20
4
Bali United
10
6
2
2
16
8
8
20
5
Persija Jakarta
10
5
3
2
15
9
6
18
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas