Anshari Lubis Pasrah Soal Kompetisi Divisi Utama Musim Depan
Anshari berharap kompetisi yang digelar PSSI itu bisa segera dilaksanakan dengan mendapat izin dari pihak kepolisian tentunya.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Pro Duta FC, Anshari Lubis mengaku pasrah dengan nasib kompetisi Divisi Utama (DU) musim depan.
Anshari berharap kompetisi yang digelar PSSI itu bisa segera dilaksanakan dengan mendapat izin dari pihak kepolisian tentunya.
Namun kenyataannya konflik antara Menpora dan PSSI belum juga selesai. Akibatnya PSSI tidak mudah mendapatkan izin bertanding dari kepolisian.
"Kalau konflik belum juga selesai, saya agak pesimis kompetisi DU yang direncanakan akan digelar pada November 2015 sulit dilaksanakan, karena sampai sekarang izin dari polisi belum juga didapat," kata Anshari kepada Harian Super Ball.
Anshari menyarankan, sebaiknya konflik diselesaikan terlebih dulu sebelum PSSI mengumumkan rencana digelarnya kompetisi musim depan.
"Jika klub melakukan persiapan di saat seperti ini dan ternyata kompetisi kembali gagal karena tidak ada izin bertanding,siapa yang menanggung kerugiannya. Jadi semestinya pastikan dulu soal izin bertanding, sehingga klub lebih yakin dalam menyiapkan tim," ujar Anshari.
Sikap Anshari di situasi seperti ini adalah menunggu konflik selesai dan sepak bola nasional kembali normal serta sanksi dari FIFA dicabut.
"Sambil menunggu, saya tetap bekerja di Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemkab Serdang Bedagai, Sumater Utara. Saya tidak melatih atau kegiatan sepak bola apapun selain bekerja sebagai PNS saja," ucap Anshari.
Anshari pun menilai timnya tidak ikut turnamen Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi bentukan Menpora, karena turnamen itu hanya sebentar saja pelaksanaannya.
"Turnamen itu hanya sementara saja, berbeda dengan kompetisi DU yang jenjangnya jelas bisa ke Liga Super Indonesia (LSI). Oleh karena itu, saya menghargai keputusan manajemen untuk tidak ikut turnamen itu," terang Anshari.
Meski demikian, Anshari sempat tertarik untuk melatih klub lain agar dia tetap bisa beraktifitas dan memperoleh penghasilan dari sepak bola. Sayangnya belum ada klub yang menawarinya.
"Tidak mudah melatih klub lain, karena kebanyakan klub sudah memiliki pelatih, tetapi saya mulai berpikir jika kompetisi musim depan tidak kunjung digelar, ingin melatih klub di luar negeri seperti di negara-negara Asia Tenggara. Tapi itu masih sebatas terpikir saja. Tetapi pada intinya, saya masih tetap berharap kompetisi bisa benar-benar digelar," tutur Anshari.
Anshari meminta konflik sepak bola nasional tidak terus berlanjut hingga 2016. Pasalnya masa paceklik bagi pelaku sepak bola di tanah air akan semakin panjang. Akibatnya pengangguran di negara ini akan bertambah banyak.
"Para pelaku sepak bola berharap, kedua pihak yang berkonflik memikirkan nasib kami. Pekerjaan kami hanya dari sepak bola, kalau konflik terus berlanjut sampai 2016, bagaimana kami bisa makan atau menghidupi keluarga. Tolong nasib kami dipikirkan," papar Anshari.