Agum Gumelar Berharap Kepada Presiden Jokowi Soal Pembekuan PSSI
Menpora Imam Nahrawi yang keukeuh mempertahankan pembekuan PSSI meski terus dikecam oleh berbagai elemen masyarakat,
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA -Tidak hanya menyentil BOPI, salah satu instrumen dari Kemenpora yang dibentuk hanya dengan Peraturan Menteri (Permen), Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar juga mengemukakan imbauan sekaligus harapannya kepada Presiden Joko Widodo.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengimbau dan berharap kepada Presiden Jokowi, jangan sampai terus membiarkan menterinya melakukan pendekatan kekuasaan."
Sikap Menpora Imam Nahrawi yang keukeuh mempertahankan 'pembekuan' PSSI, meski terus dikecam oleh berbagai elemen masyarakat, juga dikesankan sebagai wujud dari penyalah-gunaan kekuasaan(abuse of power).
Tidak mengherankan kalau BOPI, mungkin karena dilindungi oleh menteri, cenderung terus melontarkan statemen yang ngawur.
"Sudah sering saya menegaskan, BOPI jangan jadi alat kekuasaan. Tetapi itulah yang terus terjadi. Hal-hal seperti tidak boleh dibiarkan. Presiden harus menegur menterinya," terang Agum Gumelar, Rabu (26/8).
"Jangan deh bikin statemen yang membuat masyarakat kita semakin kecewa. Seluruh jajaran pemerintah pendekatannya harus bersifat melayani, bukan mengetengahkan arogansi kekuasaan," jelas mantan Menteri Perhubungan dan Menko Polsoskam itu.
SOAL KUNJUNGAN FIFA
Agum yang pada 2011 menjadi Ketua Komite Normalisasi (KN) PSSI bentukan FIFA, juga menuturkan sisi lain dari adanya rencana kunjungan petinggi FIFA ke Indonesia.
Menurut Agum Gumelar, apa yang diberitakan di media sebenarnya kurang tepat. Kata Agum, wacana kunjungan otoritas sepakbola dunia tersebut sebenarnya mengemuka dari Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA), Fahad Al Sabah, saat diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 19 Agustus lalu.
Selain membahas persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, dan dukungan penuh Presiden Jokowi untuk gelaran Pesta Olahraga empat tahunan Negara-negara Benua Asia itu, Presiden OCA yang didampingi oleh Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo, juga membicarakan kondisi persepakbolaan tanah air.
Terkait dengan itu, Presiden OCA mengungkapkan niatnya untuk menghadirkan petinggi FIFA ke Indonesia. Dan, hal itu didukung oleh Presiden Jokowi.
"Jadi, terkait dengan wacana kunjungan otoritas sepakbola dunia itu ke Indonesia, itulah proses yang sebenarnya," terang Agum Gumelar.
Menpora Imam Nahrawi sebelumnya menyatakan bahwa ia sudah mendapat kepastian akan adanya kunjungan FIFA ke Indonesia dalam waktu dekat, kemungkinan sebelum Oktober.
Namun, klaim Imam Nahrawi tersebut langsung dibantah mandataris sepakbola dunia yang bermarkas di Swiss itu.
FIFA tidak pernah berencana melakukan kunjungan ke Indonesia, apalagi atas permintaan pihak yang melakukan intervensi terhadap kewenangan FIFA.
Masih terkait dengan kunjungan Presiden OCA itu, sebelum diterima oleh Presiden Jokowi, Fahad Al Sabah yang disertai oleh beberapa pengurus KOI menghadap Menpora Imam Nahrawi di kantornya. Disayangkan, bahwa menpora tidak langsung menerima orang nomor satu di OCA itu.
Fahad Al Sabah dibiarkan menunggu hampir seperempat jam di ruang tunggu bersama sejumlah tamu lainnya.
Menpora baru menerima utusan resmi OCA setelah salah seorang pengurus KOI, yakni Ahmed Solihin, berininsiatif mengetuk pintu ruangan menpora.
Saat menerima Fahad Al Sabah bersama rombongannya, Menpora Imam Nahrawi justru mengatakan bahwa karena kesibukannya, Presiden Jokowi tidak bisa menerima mereka. tb