Dato Sri Tahir Disebut Sebagai Sosok Tepat Pimpin Persija
Sosok Dato Sri Tahir pun mulai disebut-sebut sebagai sosok tepat untuk mengurai krisis finansial Persija
Penulis: Jun Mahares
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Gonjang-ganjing soal pengganti Ferry Paulus di kursi pimpinan manajemen Persija Jakarta mulai menggeliat.
Sosok Dato Sri Tahir pun mulai disebut-sebut sebagai sosok tepat untuk mengurai krisis finansial yang selama ini akrab menggerayangi tim ibu kota.
Nama Dato justru dimunculkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat berbincang dengan Ketua Umum Jakmania Richard Ahmad Supriyanto, belum lama ini.
"Saya sempat tanya kepada Pak Gubernur, siapa orang yang pantas mengatasi krisis finansial Persija. Beliau menyarankan kami (Jakmania) untuk menjalin komunikasi dengan Tahir," kata Richard kepada Harian Super Ball.
Tahir merupakan konglomerat Indonesia yang punya jaringan bisnis yang cukup luas di pentas internasional. Pemilik Mayapada Group itu memang dikenal punya hubungan baik dengan Ahok.
Pada Juni 2015, Tahir bersedia menerima tawaran Ahok untuk mengurus Taman Marga Satwa Ragunan, Jakarta. Sejumlah program pembangunan fasilitas juga sudah disiapkan untuk meningkatkan level taman satwa terbesar di ibu kota itu.
"Kalau memang dia bersedia, kami tentu mau dukung demi perubahan di tubuh Persija. Apakah nantinya dia jadi pembina atau pemilik saham terbesar di Persija, tidak masalah," ujar Richard.
Kendati demikian, pengajuan nama Tahir masih sebatas wacana. Hingga kini, belum ada komunikasi lanjut apakah konglomerat tersebut bersedia menanggung beban utang yang dimiliki Persija saat ini.
Seperti diketahu, rencana pengambilalihan saham Persija oleh Pemprov DKI yang dicanangkan sejak awal 2015 belum berujung.
DKI hanya memiliki saham sebesar 20 persen dari total saham 95 persen yang diinginkan.
"Kami mau beli Persija. Hanya saja, ketika kami melakukan penelitian yang lebih mendalam, kami menemukan adanya utang mencapai Rp20 miliar lebih. Ini yang masih jadi persoalan," kata Ahok, belum lama ini.